Tawarkan ACRF Sebagai Solusi, Airlangga Integrasikan Ekonomi ASEAN
Simakdulu, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menawarkan solusi ekonomi bagi negara ASEAN. Formulasinya melalui ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Airlangga pun membagikan formulanya demi mewujudkan terintegrasinya ekonomi ASEAN.
“Pemulihan ekonomi dari dampak buruk Covid-19 haris dilakukan. Bagaimanapun, ini menjadi tindak lanjut dari arahan pemimpi ASEAN dalam KTT ASEAN ke-36 kemarin,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
KTT ASEAN ke-36 sudah digelar pada 26 Juni 2020. Solusi terbaik selalu diberikan oleh Airlangga. Apalagi, setiap negara perlu melakukan akselerasi pemulihan ekonomi efek pandemi COVID-19. Untuk itu, ada 5 strategi ACRF yang direlease oleh Airlangga. Komposisinya ada peningkatan sistem kesehatan.
Formula lainnya adalah penguatan ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, dan percepatan digitalisasi yang inklusif. Formulasi lainnya adalah maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan. “Langkah dan inovasi besar harus dilakukan oleh ASEAN. Apalagi, potensi yang dimilikinya juga luar biasa,” terang Airlangga.
Agar implementasi ACRF menjadi semakin efektif, maka konektivitas perlu dilakukan oleh 10 negara ASEAN. Integrasi ini dilakukan melalui Master Plan on ASEAN (MPAC) 2025. Fokusnya adalah sustainable infrastructure, digital innovation, seamless logistics, regulatory excellence, dan people mobility.
“Terobosan kebijakan ini harus dilakukan. Apalagi, posisi ASEAN sangatlah strategis. ASEAN itu pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia. Sejauh ini ASEAN juga pasar terintegrasi yang paling maju,” jelas Airlangga.
Profil kompetitif ASEAN memang didukung oleh potensi pasar 660 Juta Jiwa. Populasi ini memiliki basis konsumen yang luas. Slotnya terbesar ke-3 secara global setelah Tiongkok dan India. Semakin menarik, lebih dari 50% populasi ASEAN berusia kurang dari 30 tahun. Hal ini jadi indikasi angkatan kerja terbesar.
Komponen-komponen tersebut pun menjadi faktor pendorong peningkatan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN. Kapasitasnya hingga 140 kali lipat sejak didirikan 1967. Nominalnya kini berada pada angka USD3,2 Triliun. Tumbuh fantastis karena pada awalnya hanya USD23 Miliar.
Seiring waktu, PDB per Kapita saat ini juga meningkat hingga 40 kali lipat. Angkanya berada pada level USD4.827 dari start awal hanya USD122 saja. Adapun nilai perdagangan ASEAN kini juga naik 282 kali lipat menjadi USD2,8 Triliun. Untuk start awal nilai perdagangan ASEAN sekutar USD10 Miliar.
“Ekonomi ASEAN harus siap menjawab berbagai perubahan yang sangat cepat. Apalagi, pandemi Covid-19 memang mendorong banyak perubahan. Oleh sebab itu, isu terkait restrukturisasi dan diversifikasi rantai pasok regional, transformasi digital, keberlanjutan, hingga Revolusi Industri 4.0 harus dipersiapkan sejak awal,” tutup Airlangga.(***)
308 total views, 1 views today