Prestasi Ekonomi Airlangga, PMI Manufaktur Tumbuh 54,6

Simakdulu, JAKARTA – Tangan dingin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus membuahkan hasil. Buktinya, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur April 2021 naik 1,4 point dari bulan sebelumnya. Angka riil PMI manufaktur April adalah 54,6. Artinya, industri di Indonesia sangat ekspansif.

“Ekonomi Indonesia sudah pulih. Lepas dari bayang keterpurukan. Perbaikan ekonomi yang dilakukan banyak membuahkan hasil positif. Hal ini tentu sangat bagus. Industri bisa terus ekspansif. Yang artinya, ada potensi bertambahnya lapangan kerja baru secara signifikan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sebelum dipulihkan, kontraksi dalam pernah dialami PMI manufaktur pada April 2020. Terpapar sentimen negatif Covid-19, PMI manufaktur Indonesia terjun bebas ke zona terendah 27,5. Sebagai informasi tambahan, PMI di bawah 50 menjadi indikator adanya kontraksi di sektor industri. Berbeda bila PMI berada di atas 50 yang jadi indikator status ekspansif induatri.

“Semuanya terus menguat dan menunjukan tren sangat positif dalam beberapa bulan terakhir. Semua memiliki kepercayaan dan optimisme tinggi terhadap perekonomian Indonesia yang semakin bagus. Meski demikian, semua harus terus berinovasi dan bekerja keras untuk terus menghadirkan perbaikan,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Seiring membaiknya PMI, kinerja ekspor pun kompetitif. Sepanjang Januari-Maret 2021, nilai ekspor industri pengolaha menembus angka USD38,96 Miliar. Nilai tersebut tumbuh 18,6% dari periode sama tahun 2020. Dari slot tersebut, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar dengan nilai ekspor nasional sekitar 79,66%.

Lebih lanjut, IHS Markit juga mencatat output, permintaan baru, dan pembelian semua naik. Kenaikkannya pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama periode survei sepuluh tahun. Permintaan ekspor juga kembali tumbuh setelah 16 bulan periode penurunan. Untuk rekor kenaikan pada aktivitas pembelian juga terjadi karena perusahaan menanggapi arus pesanan baru yang masuk.

“Kenaikan PMI menjadi indikator perbaikan sektor lainnya. Kami masih optimistis, PMI manufaktur akan terus mengalami perbaikan. Ekonomi global juga terus berangsur cair. Indonesia tentu memiliki momentum bagus,” tutup Airlangga.(***)

 289 total views,  1 views today