Tanda Riil Strategi Ekonomi Airlangga Terus Bangkit, Usaha dan Beban Listrik Naik
Simakdulu, JAKARTA – Tanda-tanda kebangkitan perekonomian nasional semakin riil. Banyak lini usaha mengalami pertumbuhan. Indikator pulihnya ekonomi secara luas juga terlihat dari naiknya beban listrik. Pulih bersama lini kesehatan, indikator positif dimunculkan beberapa sektor usaha. Pertumbuhan ekonomi ini dilengkapi dengan naiknya beban listrik di Jawa-Bali.
Strategi ekonomi yang diterapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto semakin nyata buktinya. Kompetitifnya perekonomian terlihat dari pertumbuhan positif lapangan usaha. Sebut saja, lini Informasi dan Komunikasi tumbuh 8,73%. Untuk Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang naik 5,49%, lalu Kegiatan Sosial memiliki kenaikan 3,64%.
“Masih banyak yang bisa dioptimalkan dan dikerjakan selama pandemi Covid-19 ini. Secara umum, progress pertumbuhan ekonomi sangatlah bagus. Banyak sektor usaha tumbuh dan berkembang. Indikatornya sangat beragam, termasuk penggunaan daya listrik dan lainnya,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Tumbuhnya sektor usaha pun otomatis memperbaiki profil masyarakat. Sebab, kesejahteraan para pekerja naik hingga 3,78%. Mengacu data BPS, serapan pekerja formal naik 0,85% di posisi 40,38%. Komposisi pekerjaannya adala buruh, karyawan, juga pegawai. Pekerja informal justru turun dari 60,47% jadi 59,62%. Seiring perbaikan upah, tingkat partisisipasi angkatan kerja berada pada porsi 68,08%. Naik 0,38% dari posisi terakhir di 67,7%.
“Pertumbuhan ekonomi nasional memang merata. Semua ikut merasakan impact positifnya. Sekarang yang terpenting adalah terus optimistis dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” tegas Airlangga.
Tren usaha memang dikuatkan dengan kenaikan penggunaan daya listrik. Mengacu data PT PLN, peningkatan beban listrik terjadi pada empat bulan pertama. Zonasinya berada di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Pada Januari 2021, beban puncak listrik pada siang hari mencapai 25.629 Megawatt (MW). Mengalami fluktuasi, peningkatan penggunaan daya listrik pada April 2021 mencapai 26.576. Beban penggunaan listrik pada malam hari pun mencapai 27.197 dan angka ini lebih tinggi dari periode sama 2020 yang berjumlah 23.955 MW.
Memakai penggunaan daya listrik sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, Jawa Barat pun membukukan pemakaian listrik naik 15% pada April 2021. Hal ini dipicu oleh banyaknya kawasan industri di wilayah Jawa Barat. Untuk wilayah Jawa Tengah naik 10%, meski masih didominasi konsumsi rumah tangga. Daya listrik di Jawa Timur tumbuh 6%, lalu DKI Jakarta naik 9,6%. Untuk Bali tidak mengalami pertumbuhan karena konsumsi listrik untuk aktivitas bisnis pariwisata.(***)
338 total views, 1 views today