Ekonomi Makin Tangguh, Indonesia Berkolaborasi Bersama Bank Dunia

Simakdulu, JAKARTA – Perekonomian Indonesia dijamin semakin tangguh di masa pemulihan Covid-19. Pertumbuhannya dijamin lebih cepat dan stabil. Sebab, Indonesia berkolaborasi bersama Bank Dunia untuk memacu pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif. Bank Dunia menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan atau Country Partnership Framework (CPF) untuk periode 2021-2025.

“Pertumbuhan ekonomi harus terus ditingkatkan. Indonesia harus mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif. Membangun kelas menengah yang tangguh, laku bergabung dengan negara-negara berpenghasilan tinggi,” ungkap Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa.

Mengakselerasi pemulihan.ekonomi, CPF pun dirancang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kaitannya ada dalam 4 bidang, seperti memperkuat daya saing dan ketahanan perekonomian hingga meningkatkan infrastruktur. Ada juga pengembangan modal manusia. CPF mendukung pengelolaan aset alam dan sumber mata pencaharian berbasis alam, hingga ketahanan terhadap bencana.

“Swasta memiliki peran.penting dalam membangkitkan pertumbuhan ekonomi. Sebab, swasta mampu memunculkan berbagai peluang. Kami juga mendorong keuangan inklusif melalui kerjasama digitalisasi. Basisnya bahkan UMKM. Kami juga melakukan modernitas Sadi infrastruktur pasar modal,” jelas Wakil Presiden International Finance Corporation (IFC), Asia dan Pasifik Alfonso Garcia Mora.

Sejauh ini, pertumbuhan perekonomian Indonesia sangatlah bagus. Penanaman Modal Asing (PMA) dan Infeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus membaik. PMA mengalir masuk mencapai 54,6%. Hal seiring dengan pertumbuhan banyak sektor bisnis. Sebut saja, sektor Informasi dan Komunikasi yang naik 8,73%. Untuk Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang naik 5,49%, lalu Kegiatan Sosial memiliki kenaikan 3,64%.

Seiring positifnya PMA, IKK juga juga bergerak kompetitif. Pada Maret 2021, IKK pada kelompok masyarakat pengeluaran di bawah Rp5 Juta mencapai 90,1%. Slot ini mendekati zona normal 100%. Profil yang sejalan dengan perbaikan kesejahteraan pekerja yang naikn3,78%. Mengacu data BPS, serapan pekerja formal naik 0,85% di posisi 40,38%. Komposisi pekerjaannya adalah buruh, karyawan, juga pegawai. Pekerja informal justru turun dari 60,47% jadi 59,62%.

Lebih lanjut, perkembangan ekspor-impor dan belanja pemerintah berada pada track positif. Sebagai informasi, PMTab sudah mendekati arah positif 0,23%. Untuk ekspor mencapai 6,74% dan slot tersebut lebih tinggi dari kondisi pra Covid-19. Adapun impor mencapai 5,27% dan didominasi barang modal hingga konsumsi.

“Bank Dunia menjadi mitra penting dan strategis bagi Indonesia. Berkolaborasi dengan Bank Dunia akan membuat perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dan stabil. Kami bahkan bisa menghadirkan banyak peluang untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lalu, bagaimana imbasnya? Kondisi perekonomian di daerah memang mendekati pulih. Sebut saja, zona Sumatera yang telah mendekati arah positif 0,86%. Untuk zona Jawa berada pada angka 0,83%. Progress optimal muncul di Sulawesi dengan pertumbuhan 1,2%, lalu Papua berada pada slot 8,97%. “Indonesia semakin leluasa memajukan perekonomiannya. Kami optimistis beragam target ekonomi nasional akan tercapai,” tutupnya.(***)

 300 total views,  2 views today