Kebijakan Ekonomi Airlangga Turunkan Angka Pengangguran 1,02 Juta Orang

JAKARTA – Jumlah pengangguran di Indonesia menyusut tajam. Penyebabnya adalah ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Terbukanya lapangan pekerjaan tersebut tidak lepas dari sehatnya perekonomian nasional yang menggerakan industri. Apalagi, pemerintah juga menggulirkan program Kartu Prakerja yang mampu menaikan kompetensi kualitas sumber daya manusia (SDM) secara signifikan.

Apresiasi atas kinerja tim ekonomi nasional yang diorkestrasi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Berkat formulasi ekonomi yang dikembangkan Airlangga, sebanyak 1,02 Juta orang bisa terserap kerja hingga Februari 2021. Mendapatkan kembali akses ekonomi bagi kesejahteraan keluarganya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, aktivitas industri pulih dari keterpurukan.

“Kami gembira karena banyak orang bisa terserap kerja. Jumlahnya cukup signifikan. Hal ini tentu menjadi indikator terus membaiknya perekonomian nasional. Kami optimistis kondisi positif ini akan terus berlanjut dan berkembang lebih baik,” ungkap Airlangga.

Seiring membaiknya perekonomian dengan tanda berdenyutnya industri, tingkat pengangguran di Indonesia per Februari 2021 tinggal 6,26%. Sebab, ada serapan tenaga kerja sekitar 1,02 Juta orang tersebut. Slot 6,26% ini pun setara dengan jumlah pengangguran sekitar 8,75 Juta orang. Airlangga menambahkan, tingkat pengangguran di Indonesia terus dipangkas meski pemerintah dihadapkan pada kondisi tidak mudah karena imbas pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 memberikan impact negatif yang besar bagi perekonomian. Perlu kerja keras untuk mengembalikan semuanya. Dengan kerja keras, semuanya bisa ditangani dengan baik. Ekonomi dipulihkan dan ada serapan tenaga kerja. Terlebih lagi, kami juga sudah memberikan bekal kompetensi melalui program Kartu Prakerja,” lanjut Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Serapan tenaga kerja 1,02 Juta orang memang jadi momentum bagi formulasi perekonomian nasional. Sebab, perekonomian nasional mulai menggeliat kembali pada Kuartal III/2020 dan Kuartal IV/2020. Penegasannya lalu diberikan pada pertumbuhan ekonomi Kuartal I/2021 hingga mampu menyerap 1,02 Juta orang atau 0,81%. Tinggal menyisakan pengangguran 8,75 Juta orang. Padahal, jumlah pengangguran sempat berada pada angka 7,07% atau setara 9,77 Juta orang pada Agustus 2020.

“Semuanya sudah terkendali. Mereka yang sebelumnya di PHK, kini sudah bisa bekerja kembali bahkan mendapatkan posisi dan kesejahteraan lebih baik lagi. Mereka tertolong oleh program Kartu Prakerja,” terang Airlangga lagi.

Keuntungan berlipat kini dimiliki masyarakat Indonesia seiring membesarnya kesempatan kerja. Selain slot besar ekonomi, masyarakat memang tertolong oleh peningkatan kompetensi melalui Kartu Prakerja. Hingga Mei 2021, jumlah pendaftar Kartu Prakerja mencapai 63.790.238 orang. Mereka tersebar pada 513 kabupaten/kota di Indonesia. Mengacu program Kartu Prakerja batch 12-16, sedikitnya ada 2.730.356 orang yang bergabung. Mereka sudah membeli pelatihan.

Lebih lanjut, ada 2.601.513 orang yang sudah mendapatkan insentif dari program Kartu Prakerja. Dari jumlah tersebut, anggaran senilai Rp4,0 Triliun pun sudah disalurkan. Adapun jumlah dana yang disiapkan untuk mendukung program Kartu Prakerja Semester I/2021 mencapai Rp10 Triliun. Budget tersebut untuk memenuhi kebutuhan dana bagi kuota 2,7 Juta orang.

Pada batch sebelumnya, jumlah penerima Kartu Prakerja mencapai 5,9 Juta orang. Slot besar itu dihitung sejak kali pertama digulirkan pada 11 April 2020 hingga batch 11. Sejak digulirkan 7 bulan silam, total pendaftarnya mencapai 43 Juta orang. Mereka menjalani screaning yang ketat, seperti verifikasi surel, nomor telepon, nomor induk kependudukan, hingga kartu keluarga. Hasilnya, dari jumlah tersebut hanya 19 Juta orang yang lolos administrasi.

Menjadi lokomotif baru dunia kerja, kehadiran Kartu Prakerja 87,9% memang meningkatkan ketrampilan pesertanya. Mereka juga terbantu dengan insentif yang diberikan dan 81,2% menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Potensi munculnya lapangan kerja baru pun terbuka karena 94% peserta memakai pelatihan untuk menaikan skilling, reskilling, maupun upskilling.

“Masyarakat Indonesia kini memiliki masa depan ekonomi lebih baik. Mereka tinggal menunjukan kinerja terbaiknya dengan beragam inovasi dan kreativitas yang dimilikinya,” tutup Airlangga.(***)

 297 total views,  2 views today