Pesona Ekonomi Airlangga, PMI Manufaktur Rekor ASEAN dan Korea

Simakdulu, JAKARTA – Kerja keras dan strategi ekonomi yang dikembangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus berbuah manis. Kini Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia membukukan rekor baru. Bukan hanya naik, tapi membukukan rapor tertinggi di ASEAN bahkan di atas Korea Selatan.

“PMI manufaktur Indonesia terus terkoreksi positif. Pergerakannya naik sepanjang 2021. Iklim bisnis dan industri sudah sangat bagus. Pertumbuhan ekonomi nasional memberi harapan besar,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

PMI manufaktur Indonesia untuk Mei 2021 berada pada level 55,3. Naik kompetitif dari bulan sebelumnya yang berada level 54,6 pada April 2021. Perlu diketahui, PMI manufaktur di atas 50 menjadi sinyal positif bagi sektor industri yang terus ekspansif. Industri kembali tumbuh dan berdenyut kencang setelah terpuruk akibat badai Covid-19.

“Industri sangat impresif mengembangkan bisnisnya. Mereka miliki output dan input yang sangat positif. Perlu diketahui, rapor ekspor dalam beberapa bulan terakhir juga sangat bagus. Trennya naik hingga neraca perdagangan surplus signifikan. Untuk impor naik dan didominasi bahan baku atau penolong,” terang Airlangga lagi.

Industri domestik saat ini memang sedang bergairah usah terpuruk akibat Covid-19. Dengan status ekspansif 55,3 tersebut, industri mendapatkan permintaan baru, output, hingga pembelian yang naik. Semakin spesial, tingkat kenaikan tersebut belum pernah terjadi selama 10 tahun. Lalu, aspek ketenagakerjaan tumbuh usai terpuruk 14 bulan.

“Pemerintah dengan kebijakannya akan terus mendorong terciptanya iklim usaha dan bisnis yang lebih baik. Dengan potensi yang dimiliki, pertumbuhan perekonomian Indonesia akan semakin bagus. Rapor PMI tentu akan terus menjadi salah satu indikator untuk mengukur semuanya,” jelas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Capaian PMI manufaktur Indonesia sebesar 55,3 pun menjadi yang tertinggi di ASEAN. Rata-rata PMI manufaktur ASEAN berada pada grid 51,8. Adapun rinciannya adalah, Vietnam (53,1), Malaysia (51,3), Singapura (51,7), Filipina (49,9), dan Thailand (47,8). Bahkan, PMI manufaktur Indonesia juga memimpin dibanding PMI manufaktur Korea Selatan (53,7), Jepang (53,0), Tiongkok (52,0), dan India (50,8).

“Kami semakin optimistis bisa mewujudkan target pertumbuhan ekonomi untuk 2021. Dengan performa industri yang sangat impresif, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II/2021 tentu akan jauh lebih baik. Kami juga punya target pertumbuhan ekonomi besar di Kuartal II/2021,” tegas Airlangga lagi.

Menggerakan kembali perekonomian yang lumpuh karena Covid-19, beragam kebijakan dijalankan pemerintah. Ada kebijakan insentif seperti PPNBM yang sukses menggerakan industri otomotif secara menyeluruh. Penjualan kendaraan roda empat (KBM-R4) pun naik hingga 150%. Semakin luas, insentif juga mampu membentuk kembali demand.

“Rekor PMI manufaktur Indonesia di posisi 55,3 jadi indikator adanya penguatan industri dalam 7 bulan terakhir. Komponen pendukungnya memang output dan permintaan baru. Kini industri di Indonesia semakin optimistis, apalagi penanganan Covid-19 memang bagus,” papar Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan.(*)

 297 total views,  2 views today