Airlangga Sukses Dorong Industri Otomotif Sebagai Mesin Devisa Negara

Simakdulu, JAKARTA – Industri otomotif nasional terus menunjukan taringnya. Setelah terkena imbas pandemi Covid-19, industri otomotif bisa bangkit dan memberi kontribusi ekonomi yang sangat besar. Sepanjang kuartal I/2021, ekspor industri otomotif mampu menghasilkan income hingga USD3,13 Miliar. Angka yang menunjukan pertumbuhan signifikan.

“Segala upaya untuk menggerakkan industri otomotif berhasil. Sektor ini tetap berkontribusi besar terhadap devisa negara melalui ekspor. Dengan stabilisasi pasar yang mulai kondusif, slot ekspor otomotif akan terus berkembang,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sebagai mesin penarik devisa, sektor otomotif memang strategis. Sebab, sektor otomotif berada pada urutan ke-5 donatur devisa terbesar. Sebelum otomotif, penyumbang devisa terbesar diberikan ekspor besi, baja, mesin, serta perlengkapan elektronik. Hal ini tidak lepas dari produktivitas ekspor otomotif USD3,13 Miliar sepanjang Januari-April 2021.

Aliran nilai ekspor otomotif tersebut tumbuh signifikan 35,67%. Komparasinya periode sama tahun sebelumnya. Optimalisasi ekspor otomotif juga menjadi bentuk keberhasilan transformasi dari basis komoditi menjadi manufaktur. Airlangga menambahkan, optimalisasi penetrasi pasar akan dilakukan untuk menambah volume ekspor otomotif.

“Pertumbuhan industri manufaktur Indonesia sangat bagus dan diakui pasar dunia. Ekspor otomotif tumbuh 35,67% jadi prestasi tersendiri karena suasana pasar dunia masih dibayangi Covid-19. Yang pasti, kami akan terus melakukan optimalisasi pasar agar volume ekspor otomotif makin tumbuh maksimal,” lanjut Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Industri otomotif Indonesia banyak membanjiri pasar mancanegara. Pasar utamanya diantaranya Filipina, Vietnam, Thailand, Jepang, bahkan Suadi Arabia. Rata-rata pertumbuhan ekspor di negara-negara tersebut juga tumbuh signifikan. Komparasinya periode sama 2020. Untuk pasar Filipina, ekspor otomotif Indonesia tumbuh 41,27%.

Pertumbuhan ekspor otomotif 42,98% terjadi di pasar Vietnam, lalu Thailand mengalami pertumbuhan slot sekitar 22,01%. Indonesia juga mampu memperbesar kran ekspor otomotif ke Jepang hingga 34,25%. Angka tersebut tentu fantastis mengingat Jepang adalah salah satu kiblat industri otomotif dunia. Adapun ekspor otomotif ke Arab Saudi naik 8,64%.

“Industri otomotif Indonesia memiliki masa depan cerah. Serapan pasarnya besar di mancanegara, termasuk domestik. Khusus pasar domestik, kami memberikan stimulan khusus untuk menaikan serapan produknya. Sejauh ini kebijakan tersebut efektif untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional,” jelas Airlangga.

Untuk menjaga iklim pasar domestik, Airlangga sebelumnya menggulirkan program relaksasi PPnBM. Hasilnya, angka penjualan kendaraan bermotor roda empat meroket. Seperti diketahui, diskon PPnBM berlangsung selama tiga tahap. Tahap pertama diskon PPnBM 100% sejak Maret-Mei 2021. Tahap kedua, diskon PPnBM sebesar 50% pada Juni-Agustus 2021. Tahap ketiga, diskon PPnBM 25% mulai September-November 2021.

Lebih lanjut, rasio pangsa pasar dalam negeri memang kompetitif. Sebab, perbandingan kepemilikan mobil masyarakat baru 99 unit per 1.000 orang. “Pasar otomotif dalam negeri tetap potensial. Kami optimistis relaksasi PPnBM akan terus memberi impact positif, meski kini slotnya 50%. Sebab, kesejahteraan masyarakat terus membaik,” tutup Airlangga.(***)

 508 total views,  2 views today