Turunkan Kurva Covid-19, Airlangga Perpanjang PPKM Mikro Sampai 28 Juni 2021

JAKARTA – Upaya menurunkan kurva aktif Covid-19 terus dilakukan. Formulasi memperpanjang durasi PPKM Mikro jadi opsi terbaik yang diterapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga juga sudah menyiapkan treatment lain untuk mengantisipasi potensi sebaran varian baru virus Corona. Sebab, keberhasilan penanganan Covid-19 jadi kunci pemulihan perekonomian nasional.

“Pengendalian potensi kenaikan kasus aktif Covid-19 terus dilakukan. Melihat perkembangan Covid-19 di beberapa daerah, maka PPKM Mikro diperpanjang. PPKM Mikro sejauh ini efektif menekan laju penyebaran Covid-19. Pokoknya jangan sampai Covid-19 mengganggu upaya pemulihan ekonomi,” ungkap Airlangga.

Potensi sebaran Covid-19 memang harus diredam selalui testing, tracing, hingga isolasi. Untuk itu, penguatan program PPKM Mikro harua diberikan. Mengoptimalkan impact positifnya, Airlangga memang memperpanjang PPKM Mikro pada 15-28 Juni 2021. Hal ini juga sebagai respon atas isu Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, terutama pasca mudik Lebaran. Sebab, tren kenaikan BOR di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Covid-19 haris dikendalikan dan ditekan. Peningkatan kapasitas BOR atau keterpakaian tempat tidur isolasi maupun ICU pada 4 provinsi di Jawa dberikan dengan slot 30%-40%. Pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat diperketat. Untuk itu, semuanya harus mempertimbangkan perkembangan zonasi risiko Covid-19 menurut masing-masing daerah,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Menjadi penguat opsi memperpanjang durasi PPKM Mikro hingga 28 Juni 2021, tingkat kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebesar 5,9% pada Minggu (12/6). Untuk tingkat kesembuhan mencapai 91,3% dan kematian tercatat 2,8%. Kasus harian Covid-29 aktif pun terkonfirmasi naik 9.868 orang. Pada 6 Juni 2021, kasus Covid-19 aktif hanya 5,3%. Untuk kasus aktif Covid-19 di dunia mencapai 7,5%.

Pada pekan kemarin, tingkat kesembuhan juga mencapai 91,9% dengani komparasi global 90,3%. Namun, tingkat kematian 2,8% berbanding 2,1% di level global. “Semua elemen dalam masyarakat harus kompak menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Semuanya akan terus dievaluasi. Kami juga terus menyiapkan berbagai antisipasi agar Covid-19 tetap terkendali. Sekali lagi, kuncinya penerapan protokol kesehatan meski vaksinasi jalan terus,” kata Airlangga.

Langkah taktis memang terus dikembangkan Airlangga. Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) tersebut juga melakukan percepatan Genome-Sequencing. Treatment ini untuk melacak genomen atau rangkaian DNA/RNA terutama potensi penularan virus Corona varian baru. Lebih lanjut, sebagai mesin pendorong percepatan realisasi PEN di Klaster kesehatan. Kaitannya tentu dengan program diagnostik (testing dan tracing).

“Upaya seluruh penanganan Covid-19 akan tuntas, bahkan perekonomian pulih dan terus tumbuh positif. Sejauh ini, skenario penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi sesuai rencana. Bagaimanapun, segala kemungkinan terkait mudik Lebaran sudah diantisipasi dan hal yang muncul langsung cepat direspon,” tutup Airlangga.

Sebagai informasi tambahan, kinerja perekonomian Indonesia terus mengalami perbaikan positif. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia mencapai 55,3 pada Mei 2021. Bergerak naik dari April 2021 yang ada di level 54,6. PMI Mei 2021 tersebut dibatas ASEAN yang rata-rata ada di level 51,8. PMI untuk Vietnam (53,1), Malaysia (51,3), dan Singapura (51,7).

Untuk Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 mencapai 220,4 atau naik 17,3% dari bulan sebelumnya. Angka itu juga naik 15,6% dari periode tata waktu sama tahun sebelumnya. Raihan IPR 220,4 menjadi pertumbuhan signifikan pertama setelah terkobtraksi selama 16 akibat pandemi Covid-19. Adapun pertumbuhan IPR terkontraksi terdalam hingga minus 20,6% pada Mei 2020. Rapor impresif ekonomi juga ditegaskan dengan kinerja ekspor.

Kinerja ekspor semakin kuat, apalagi pada April 2021 membukukan angka USD18,48 Miliar. Angka ini naik tipis 0,69% dibanding nilai ekspor Maret 2021. Dibandingkan April 2020, nilai ekspor tersebut naik signifikan 51,94%. Hasilnya? Neraca perdagangan pada April 2021 surplus USD2,19 Miliar atau Rp31,3 Triliun. Jumlah itu sementara yang tertinggi sepanjang 2021.(***)

 307 total views,  2 views today