Ketum Golkar Airlangga: Kita Jaga Roda Ekonomi Saat PPKM Darurat

Simakdulu, JAKARTA – Upaya menjaga roda perekonomian tetap berputar sepanjang implementasi PPKM Darurat dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sebab, rapor perekonomian Indonesia sedang impresif. Kue manis ekonomi tersebut juga sudah dinikmati langsung oleh masyarakat. Mereka yang semula di-PHK kini sudah sudah mendapatkan pekerjaannya kembali. Skill mereka bahkan naik setelah ikut program Kartu Prakerja.

“Saat ini pemerintah melakukan realokasi dan refocusing terhadap program-program PEN. Hal ini agar penanganan pandemi bisa mendorong daya beli masyarakat. Roda ekonomi harus dijaga agar bisa melanjutkan momentum pemulihannya,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Terserap kembali 10 Juta orang, angka pengangguran kini berada pada level 6,26%. Padahal, sebelumnya terjadi lonjakan pengangguran hingga 7,07% karena adanya pandemi Covid-19. Secara riil, sekarang angka pengangguran berada pada angka 19,1 Juta orang. Turun signifikan dari slot pengangguran besar 29,12 Juta orang.

“Dampak negatif pandemi terhadap ketenagakerjaan berangsur teratasi dengan meningkatnya aktivitas produksi hingga pertengahan tahun ini. Penduduk usia kerja yang terdampak pandemi tahun lalu sebanyak 29,12 juta mulai tereduksi menjadi 19,1 juta orang,” jelas Airlangga.

Seiring bergulirnya seri program Kartu Prakerja, terdapat juga tambahan serapan tenaga kerja sebanyak 940 orang. Mereka juga sebelumnya berposisi menganggur karena kehilangan pekerjaan. Ada juga 110 yang awalnya tidak bekerja, tapi mereka kini justru mendapatkan akses pekerjaan di masa transisi New Normal. Ada juga serapan 110 orang yang semula bukan angkatan kerja, tapi sekarang sudah masuk kelompok pekerja.

“Momentum pemulihan ekonomi di masa pandemi ini mulai terjadi dan terasa. Di samping aktivitas industri dalam negeri, sisi eksternal Indonesia terbantu dengan surplus neraca perdagangan selama 13 bulan berturut-turut. Surplus tersebut ditopang oleh harga komoditas global. Hal ini dapat memberikan sentimen positif bagi kegiatan ekspor dan impor Indonesia ke depan,” kata Airlangga.

Secara umum, indikator pemulihan ekonomi memang berlaku menyeluruh. Di luar serapan tenaga kerja, pemulihan ekonomi bisa dilihat dari perkembangan ekspor-impor, investasi, hingga peningkatan indeks manufaktur (PMI). Terkait aktivitas ekspor-impor, Indonesia terus membukukan rapor neraca perdagangan surplus sepanjang Kuartal I/2021. Untuk PMI saat ini berada pada level ekspansif 55,3 pada Mei 2021atau naik signifikan dari grid awal 50-an.

“Aktivitas produksi di industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi itu merespon membaiknya permintaan domestik saat ini. Aktivitas industri tersebut tercermin dalam Indeks PMI manufaktur Indonesia yang tetap berada di level ekspansif. Angka ini lebih tinggi dibanding negara lain seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia,” tutur Airlangga.

Bergerak naik dari April 2021 yang ada di level 54,6. PMI Mei 2021 tersebut dibatas ASEAN yang rata-rata ada di level 51,8. PMI untuk Vietnam (53,1), Malaysia (51,3), dan Singapura (51,7). Untuk Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 mencapai 220,4 atau naik 17,3% dari bulan sebelumnya. Untuk IRR bulan April 2021 tersebut juga naik 15,6% dari periode tata waktu sama tahun sebelumnya. Raihan IPR 220,4 tersebut menjadi pertumbuhan signifikan pertama setelah terkontraksi selama 16 bulan akibat pandemi Covid-19.

“Saat ini arus modal asing kuat masuk. Defisit transaksi berjalan terus terjaga Dengan berbagai kebijakan ekonomi, insentif perpajakan, pemerintah melihat bahwa recovery masih dapat terus berlangsung. Angka pertumbuhan di kuartal II diharapkan masih bisa tumbuh di angka 7 persen,” ujar Airlangga.(*)

 270 total views,  1 views today