50% Korban PHK Covid-19 DKI Menganggur, Anies Baswedan Ngapain Aja

JAKARTA – Korban pemutusan hubungan kerja (PHK) efek pandemi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta masih menggurita. Belum sepenuhnya tuntas diselesaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, saat ini masih ada 50% korban PHK efek pandemi Covid-19 yang ‘telantar’. Mereka belum mendapatkan akses pekerjaan kembali. Hal ini tentu menjadi sinyal lemahnya penanganan Covid-19 secara menyeluruh.

DKI Jakarta menjadikan donatur kasus aktif Covid-19 terbesar di level nasional. Hingga Sabtu (17/7) sore, DKI Jakarta masih menjadi penyuplai kasus aktif Covid-19 terbesar 10.168 orang. Adapun pada tingkat nasional, kasus aktif Covid-19 mencapai 61.952 orang. Serupa warna suram pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada Triwulan I/2021 yang mencapai -1,65% (yoy). Artinya, keseimbangan kesehatan dan ekonomi masih jauh api dari panggang di Jakarta.

“Pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar. Jumlah pengangguran sangat tinggi di DKI Jakarta. Ada banyak sekali lapangan pekerjaan yang hilang karena Covid-19,” ungkap Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Buyung Airlangga.

Angka pengangguran di DKI Jakarta mulai meninggi sejak Agustus 2020. Saat itu, ada 511 Ribu tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya. Seiring waktu pemulihan perekonomian di DKI Jakarta, slot pengangguran baru pulih sekitar 50%. Jumlah masyarakat DKI Jakarta yang menganggur sekitar 250 Ribu jiwa dari rentang Februari 2021 hingga saat ini. Buyung menambahkan, kebijakan pembatasan aktivitas sosial ikut memengaruhi angka serapan kerja.

“Kondisi serapan lapangan kerja sebenarnya mulai membaik saat pelonggaran aturan pembatasan sosial. Angkanya mulai positif pada Februari 2021. Perlu kerja keras untuk mengembalikan semua,” lanjut Buyung lagi.

Seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial, sekitar 250 Ribu tenaga kerja korban PHK pandemi Covid-19 mulai terserap. Hanay saja, beban sosial saat ini masih tinggi karena ada 250 Ribu orang warga DKI Jakarta yang masih menjadi pengangguran. “Sekarang masih ada 250 Ribu orang yang menganggur. Jumlah lapangan pekerjaan yang hilang masih besar. Mereka belum juga ter-recovery,” terang Buyung lagi.

Lebih lanjut, sedikit penurunan terjadi pada slot pengangguran terbuka. Pada Februari 2021, tingkat pengangguran terbuka mencapai 8,51%. Angka positif dengan komparasi tahun sebelumnya. Sebab, pada Februari 2020 untuk tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta mencapai 4,93%. Angka itu lalu naik signifikan pada Agustus 2020 dengan presentase lesatan mencapai 10,95%.(***)

 263 total views,  2 views today