Ekonomi Airlangga Melesat, Neraca Perdagangan Ciptakan Rekor

JAKARTA – Perekonomian Indonesia kian melesat. Di bawah kendali Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ada banyak prestasi besar yang diraih meski dalam situasi pandemi Covid-19. Adalah neraca perdagangan Indonesia yang surplus USD4,74 Miliar sepanjang Agustus 2021. Nilai tersebut jadi rekor tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Performa impresif ditunjukan neraca perdagangan sepanjang Agustus 2021. Sebab, kinerja ekspor terakselerasi USD21,42 Miliar. Meningkat double digit sebesar 20,95% (mtm) dan naik 64,10% (yoy). Hasilnya, neraca perdagangan pun surplus USD4,74 Miliar. Melanjutkan tren positif surplus sejak Mei 2020 atau 16 bulan beruntun.

“Pemulihan ekonomi Indonesia berjalan sesuai skenario. Berjalan sesuai pemulihan permintaan global. Volume ekspor saat ini terus melonjak. Sejalan dengan meningkatnya volume ekspor dan harga komoditas andalan Indonesia,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Adapun beberapa komoditas unggulan Indonesia diantaranya Batubara sebesar 11,04% (mtm). Ada juga CPO yang berkontribusi 6,85%. Angka neraca perdagangan surplus USD4,74 Miliar tersebut menjadi catatan rekor tersendiri. Rekor yang terbesar sejak Desember 2006 dengan nilai USD4,64 Miliar. Adapun nilai ekspor tersebut menjadi yang terbesar sejak Agustus 2011 dengan angka USD18,60 Miliar.

“Neraca perdagangan dan volume ekspor menjadi catatan positif tersendiri. Dengan situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang tentu sangat membanggakan. Semua sektor industri berusaha bangkit. Kerja keras mereka pun berbuah positif. Prestasi ini harus dipertahankan,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Peningkatan ekspor Indonesia memberi impact positif besar ke berbagai lini. Imbasnya, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Agustus 2021 yang meningkat menjadi 43,7. Bulan sebelumnya berada pada grid 40,1. Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4).

“Kami berharap situasi kondusif ini dipertahankan. Selain ekonomi, penanganan Covid-19 juga sangat bagus. Kasus positif turun. Kalo Covid-19 turun, maka ekonomi naik. Untuk itu, protokol kesehatan harus terus dijalankan ketat,” tegas Airlangga lagi.

Seiring surplusnya neraca perdagangan, grafik ekspor naik untuk beberapa komoditi. Peningkatan ekspor untuk komoditi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar USD1.544,8 Juta. Untuk bahan bakar mineral (HS 27) sebesar USD573,2 Juta, lalu bijih logam (HS 26) sebesar USD213,1 Juta.

Untuk negara tujuan ekspor nonmigas juga mengalami kenaikan. Komposisinya ada Tiongkok dengan nominal USD1.212,2 Juta. Adapun India menghasilkan USD759,1 Juta, lalu, Jepang mengalirkan USD453,2 Juta.(*)

 460 total views,  2 views today