Misi Suci Airlangga, Indonesia Bebas Kemiskinan Ekstrem di 2024

JAKARTA – Misi suci dan mulia dimiliki Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk Indonesia. Airlangga membidik Indonesia terbebas dari kemiskinan ekstrem pada 2024. Apalagi skenario sudah disiapkan demi mewujudkan target besar tersebut. Prototype-nya saat ini sudah ada pada beberapa daerah di Indonesia.

Menghapus kemiskinan ekstrem menjadi target realistis. Sebab, perekonomian Indonesia dalam kondisi kondusif. Tetap tumbuh impresif meski dibayangi pandemi Covid-19. Salah satu buktinya, PMI Manufaktur Indonesia kembali Ekspansif pada September 2021. Saat ini PMI Manufaktur kembali ke grid 52,2. Artinya, ekonomi Indonesia bisa pulih sangat cepat.

“Kami memiliki target yang sangat jelas. Kami ingin kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada 2024. Hal ini tentu jadi program bersama. Perlu kerjasama dan kerja keras untuk menghapus kemiskinan ekstrem,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Untuk merealisasikan target tersebut, sejumlah langkah konkret sudah dilakukan untuk membuat zero kemiskinan ekstrem. Pemetaan program-program strategis relevan pun dilakukan. Ada beberapa tahap yang ditempuh. Pertama, tahap pengurangan beban pengeluaran. Tahap berikutnya diikuti peningkatan pendapatan.

Airlangga yang notabene Ketua KPC-PEN juga menyiapkan program khusus untuk daerah. Fokusnya tetap wilayah-wilayah yang menjadi kantong kemiskinan. “Pemerataan kesejahteraan harus diberikan. Perhatian khusus tentu diberikan kepada daerah yang miskin. Kami sudah siapkan program khusus,” terang Airlangga.

Lebih lanjut, action juga sudah dilakukan. Implementasi tahap pertama sudah dilakukan paruh kedua 2021 ini. Total ada 35 kabupaten/kota dalam 7 provinsi yang menjadi prioritas target zero kemiskinan ekstrem. Komposisinya ada di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Pada periode ini, tercatat tingkat kemiskinan sebesar 10,19%. Sementara kemiskinan ekstrem atau juga kronis 3,8%. Untuk implementasi tahap kedua dilakukan pada 2022 dengan sasaran 100 kabupaten/kota. Pada tahap kedua ini, kemiskinan ekstrem akan ditekan hingga 3% – 3,5%.

Pada implementasi tahap.ke-3 dilakukan pada 2023-2024. Cakupannya adalah 514 kabupaten/kota prioritas. Perluasan tetap dilakukan secara nasional. Dengan formula yang ada, angka kemiskinan ekstrem akan ditekan hingga 2,5%-3%. Lalu, pada tahun 2024 tingkat kemiskinan ekstrem diharapkan sudah 0%.

“Program ini bisa ditambahkan pada kartu sembako dan tambahan dana desa. Kami juga berharap peran aktif.selirih stakeholder melaui program CSR,” tutup Airlangga.(***)

 358 total views,  2 views today