Formula Airlangga Terus Bertuah, Neraca Perdagangan Surplus Beruntun Ke-17

JAKARTA – Formulasi ekonomi yang disuntikkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus bertuah. Ekonomi Indonesia meroket dan stabil dengan keuntungan optimal. Hasilnya, neraca perdagangan membukukan surplus untuk kali ke-17 secara beruntun. Sebab, neraca perdagangan September 2024 juga surplus USD4,37 Miliar.

Indonesia berhasil menjaga tren surplus neraca perdagangan sepanjang pandemi Covid-19. Kinerja impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang tetap terjaga. Sebab, pada September 2021 membukukan angka transaksi USD20,6 Miliar. Naik double digit sebesar 47,64% (yoy). Neraca perdagangan pun surplus USD4,37 Miliar.

Angka neraca perdagangan USD4,37 Miliar tersebut hanya terpaut tipis USD0,37 Miliar dari rekor Agustus 2021. Pada bulan tersebut neraca perdagangan membukukan rekor tertinggi baru USD4,74 Miliar. Angka tersebut yang terbesar dalam 15 tahun terakhir. Sebab, kinerja ekspor terakselerasi USD21,42 Miliar. Meningkat double digit sebesar 20,95% (mtm) dan naik 64,10% (yoy).

“Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut positif. Semua kembali impresif. Kami berharap kondisi ini terus berlanjut dan ekonomi membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Positifnya neraca perdagangan tidak lepas dari impresifnya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia. PMI Manufaktur Indonesia semakin solid di zona Ekspansif sebesar 52,2% pada September 2021. Airlangga yang juga Ketua KPC-PEN menambahkan, pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat memberi impact positif.

“Mobilitas masyarakat dilonggarkan seiring penurunan kasus Covid-19 yang stabil. Kondisi ini mampu menciptakan banyak momentum terbaik untuk mendorong sektor manufaktur terus tumbuh,” lanjut Airlangga.

Grid PMI Manufaktur Indonesia di bulan September pun berkibar di ASEAN. Apalagi, Filipina membukukan PMI sebesar 50,9 dan 48,9 dimiliki Thailand. Untuk Malaysia membukukan rapor PMI hanya 48,1, lalu Myanmar 41,1 hingga Vietnam 40,2. “Kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara. Kami gembira karena kerja keras berbuah positif,” kata Airlangga.

Lebih lanjut, surplusnya perdagangan memang tida lepas dari positifnya kinerja ekspor. Beberapa komoditas ekspor andalan Indonesia terus meningkat diiringi kenaikkan harga. Komoditas tersebut diantaranya Batubara yang meningkat 254,54% (yoy) dan 63,90% (mtm) untuk CPO.

“Selain disebabkan oleh mekanisme pasar, strategi kebijakan Pemerintah selama pandemi dalam menjaga pasokan ekspor kedua komoditas tersebut serta menjamin ketersediaan pasokan dalam negeri, menjadi kunci menjaga momentum ekspor di tengah kenaikan harga,” tutup Menko Airlangga.(*)

 300 total views,  2 views today