Airlangga: Dunia Bulat Dukung Penuh Presidensi G20 Indonesia

ROMA – Upaya diplomasi Indonesia dalam Group of Twenty (G20) direspon positif. Para pemimpin dunia pun menyampaikan komitmen dukungannya untuk Presidensi G20 Indonesia mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Dunia mendukung beragam kebijakan yang siap digulirkan dalam KTT G20 berikutnya.

“Sejumlah pemimpin negara sudah menyampaikan dukungannya kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 berikutnya. Pertemuan bilateral juga sudah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah pemimpin negara pada hari pertama KTT G20,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Manuver memang langsung dilakukan Indonesia pada hari pertama KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/1). Bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, keduanya sepakat mengusulkan pembahasan ekonomi digital. Isu tersebut akan diangkat dalam forum G20 dengan Presidensi Indonesia.

Airlangga yang juga Ketua Panitia Presidensi G20 Indonesia menerangkan, dikuatkannya isu ekonomi digital agar kebijakan yang diterapkan tidak tumpang tindih dengan konvensional. Utamanya adalah dari segi platform digitalnya. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi digital negara member G20 semakin kompetitif.

“Ekonomi digital harus didorong pertumbuhannya karena sangat potensial. Regulasi dan kebijakan menyangkut ekonomi digital harus diperkuat. Diharapkan juga, akan ada aturan menyangkut bullying di media yang diatur oleh para platform secara ideal,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Selain Australia, dukungan juga datang dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Bersama Prancis, Indonesia membahas rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif. Perjanjian ini dilakukan antara poros Indonesia dengan Ini Eropa (IEU-CEPA). Indonesia bahkan sudah meminta akselerasi pembentukan IEU-CEPA.

IEU-CEPA diharapkan bisa mengakselerasi perekonomian Indonesia. Muaranya adalah peningkatan ekspor Indonesia menuju Eropa dan sebaliknya. Airlangga juga menjelaskan, kerjasama tersebut juga diharapkan menaikkan daya tawar Indonesia.

“Tentu sangat diharapkan Indonesia sebagai Presidensi G20 bisa memiliki daya tawar tinggi. Dengan begitu, ada value besar yang bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan,” jelas Airlangga.

Lebih lanjut, aliran dukungan juga diberikan Turki. Bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Indonesia membahas akselerasi rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Turki atau IT-CEPA. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan pasar besar minyak sawit mentah Indonesia di Turki yang sempat turun.(*)

 282 total views,  1 views today