Pengaruh Pemberdayaan dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu Daar El-Ulum Bandrong-Saketi, Pandeglang
Oleh : Wahyu Raharjo (*)
Perumusan masalah dalam penelitian yaitu bagaimana pengaruh Pemberdayaan dan Kompetensi guru secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menelaah pengaruh. Pemberdayaan dan Kompetensi guru secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum.
Metode penelitian menggunakan survei dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional dengan teknik penarikan sampel adalah teknik sensus atau jenuh yaitu semua populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 30 responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil pembahasan dan penelitian yaitu:
1. Hasil uji hipotesis variabel Pemberdayaan terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum ternyata memiliki pengaruh yang kuat, yaitu koefisien korelasi sebesar r = 0,468 sedangkan koefisien determinasinya (R)2 yaitu sebesar 21,9% hal ini berarti Pemberdayaan berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum sedangkan sisanya sebesar 78,1% berpengaruh terhadap faktor lain, maka semakin tinggi Pemberdayaan maka semakin meningkat kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum.
2. Hasil uji hipotesis variabel Kompetensi guru terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum ternyata memiliki pengaruh kuat, yaitu koefisien korelasi sebesar r = 0,238 sedangkan koefisien determinasinya (R)2 yaitu sebesar 15,7% hal ini berarti Kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum sedangkan sisanya sebesar 84,3% berpengaruh terhadap faktor lain, maka semakin baik Kompetensi guru maka semakin meningkat kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum.
3. Untuk uji hipotesis korelasi ganda variabel Pemberdayaan dan Kompetensi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum, ternyata memiliki pengaruh kuat yaitu koefisien korelasi sebesar 0,474 sedangkan koefisien determinasinya (R)2 yaitu sebesar 22,5% hal ini berarti Pemberdayaan dan Kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum sedangkan sisanya sebesar 77,5% berpengaruh terhadap faktor lain, maka semakin tinggi Pemberdayaan dan semakin baik Kompetensi guru maka semakin meningkat pula kinerja guru di SMK IT Daar El Ulum Saketi, Pandeglang.
Berdasarkan analisis data dan hasil dari uji hipotesis yang telah diungkapkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain:
Pertama, terdapat pengaruh langsung dan signifikan dari kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Kepala sekolah dengan segala wewenang yang melekat pada jabatannya dapat bertindak sesuai keinginan dan kemauannya dalam menempatkan dan mengelola seluruh sarana dan prasarana yang ada di sekolah, termasuk guru. Dalam kondisi seperti ini, maka arah operasional sekolah sangat ditentukan oleh kebijakan dan strategi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam mengelola unitnya, terutama terhadap upaya peningkatan profesionalisme guru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja guru.
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,468 dan didukung oleh koefisien determinasi sebesar 0,219 %. Nilai tersebut menginformasikan bahwa 21,9 % kinerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan diperoleh persamaan regresi Y = 68,534 + 0,452X yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variable tersebut bermakna dan berbentuk linier, dari persamaan regresi dapat dinyatakan bahwa setiap perubahan skor kepemimpinan kepala sekolah sebesar satu satuan, maka diikuti oleh perubahan skor kinerja guru sebesar 0,452 pada arah yang sama dengan konstanta 68,534.
Kedua, terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru. Hal ini ditandai dengan koefisien korelasi yang menghubungkan ketergantungan dan keterkaitan antara kinerja guru dan profesionalisme guru, yang dinyatakan dengan koefisien korelasi r = 0,238. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditentukan koefisien determinasinya sebesar 0,157 %. Nilai ini memiliki arti bahwa kinerja guru 15,7% dipengaruhi oleh profesionalisme guru sedangkan sisanya dipengaruhi faktor luar atau faktor yang tidak diteliti. Dari persamaan regresi Y = 167,053 + 0,310X yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variable tersebut bermakna dan berbentuk linier, dari persamaan regresi dapat dinyatakan bahwa setiap perubahan skor profesionalisme guru sebesar satu satuan, maka diikuti oleh perubahan skor kinerja guru sebesar 0,310 pada arah yang sama dengan konstanta 167,053.
Ketiga, terdapat pengaruh langsung dan signifikan dari kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Hal ini ditandai dengan koefisien korelasi yang menghubungkan ketergantungan dan keterkaitan antara kinerja guru dan profesionalisme guru, yang dinyatakan dengan koefisien korelasi r = 0,474. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditentukan koefisien determinasinya sebesar 0,255 %. Nilai ini memiliki arti bahwa kinerja guru 22,5% dipengaruhi oleh profesionalisme guru sedangkan sisanya dipengaruhi faktor luar atau faktor yang tidak diteliti.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan diperoleh persamaan regresi Y = 94,664 + 0,411X1 + 0,158X2 yang menunjukkan bahwa hubungan ketiga variable tersebut bermakna dan berbentuk linier, dari persamaan regresi dapat dinyatakan bahwa setiap perubahan satu skor, maka kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,411 dan profesionalisme guru akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,158 pada konstanta 94,664.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru SMK IT Daar El Ulum di kecamatan Saketi, Pandeglang, maka diperlukan implikasi kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, karena itu kepemimpinan kepala sekolah perlu terus ditingkatkan dan dioptimalkan fungsinya agar tercipta kinerja guru yang maksimal.
2. Profesionalisme guru perlu terus ditingkatkan sehingga peningkatan kinerja guru akan dapat terwujud. Peningkatan kinerja guru akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah tersebut yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional.
3. Peningkatan kinerja guru perlu terus ditingkatkan dengan mengadakan peningkatan pada aspek kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru. Selain itu untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan pula adanya peningkatan pada variabel lainnya yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru.
4. Berdasarkan penelitian diatas kinerja guru 15,7% dipengaruhi oleh profesionalisme guru, maka untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi guru pembinaan, pelatihan, work shop dan seminar kepada para guru. Dalam hal ini sangat diperlukan dialog dan komunikasi yang bersifat interaktif, efektif dan efisien antara guru dan pihak sekolah agar guru dapat dengan segera meningkatkan pengetahuan dan keilmuannya dalam rangka meningkatkan prestasi kerjanya Profesionalisme guru, juga dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan beberapa faktor eksternal karena berdasarkan data yang diperoleh sekitar 84,3 % penguatan profesionalisme guru disebabkan oleh faktor lain. Dalam kondisi ini dibutuhkan sinergi dari seluruh komponen agar setiap tindakan kepala sekolah, guru dan non guru terakomodir untuk penguatan profesionalisme guru.
5. Sesuai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan dari kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 21,9%. Sehingga langkah yang paling tepat untuk meningkatkan kinerja guru diantaranya adalah dapat dilakukan dengan tindakan, dorongan dan arahan serta pembinaan dari kepemimpinan kepala sekolah yang yang baik, yang dapat memotivasi dan memfasilitasi guru untuk dapat terus meningkatkan prestasi kerjanya. Namun karena berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 84,3% penguatan kepemimpinan kepala sekolah disebabkan oleh faktor lain, maka dibutuhkan pula komunikasi yang efektif antara kepala sekolah dengan guru sebagai bawahan sehingga persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah semakin baik, dan motivasi guru terhadap perannya sebagai agen pembelajaran akan dapat mendukung penguatan kepemimpinan kepala sekolah.
Mengacu pada kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa saran diantaranya adalah :
1. Kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah sebaiknya mengakomodir usulan-usulan positif untuk perubahan positif yang membuka dialog dan komunikasi yang lancar dengan seluruh guru yang ada sehingga peningkatan kinerja guru akan dapat terlaksana dengan baik
2. Kepala sekolah sebaiknya mampu memberdayakan guru karena keberhasilan pendidikan bukanlah merupakan hasil yang ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari team work yang cerdas. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang cukup berarti dalam memberdayakan guru dan seluruh komponen sekolah, serta bertanggung jawab dalam melakukan perubahan ke arah peningkatkan mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik diharapkan dapat memotivasi guru melalui upaya mengeksplorasi dirinya, dan memiliki dorongan untuk memaksimalkan tugas yang dipercayakan padanya. Loyalitas tidak lagi didasarkan pada keterpaksaan, tetapi lebih didasarkan pada ketulusan obyektif.
3. Kepala sekolah disarankan memberikan kemerdekaan pada guru untuk memunculkan dirinya sebagai figur orang yang memiliki kekuatan cipta, rasa dan karsa yang akan memberikan kekuatan dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu guru perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga guru memiliki komitmen dan konsistensi dalam mensukseskan setiap keputusan yang disepakati.
4. Untuk dapat meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus terus memotivasi dan memfasilitasi berbagai hal yang dapat menjadi stimulus bagi guru untuk terus meningkatkan kompetensinya, memberikan reward bagi setiap upaya dan kesuksesan, serta menentukan jenjang karir yang jelas. Upaya peningkatan profesionalisme guru membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari kepemimpinan kepala sekolah supaya guru dapat berada pada lingkungan yang yang memiliki kompetensi unggul. Jika kepala sekolah mampu memotivasi guru untuk lebih berkompeten maka akan tumbuh dinamika sekolah yang diwarnai dengan pemikiran kreatif dan inovatif dari setiap anggotanya. Mereka dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan dirinya secara leluasa untuk mewujudkan guru yang profesional dan berkompeten.
5. Profesionalisme guru perlu terus ditingkatkan sehingga peningkatan kinerja guru akan dapat terwujud. Peningkatan kinerja guru akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah tersebut yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional. Upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui pembinaan, pelatihan, work shop dan seminar kepada para guru, dalam hal ini maka sangat diperlukan dialog dan komunikasi yang bersifat interaktif, efektif dan efisien antara guru dan pihak sekolah agar guru dapat dengan segera meningkatkan pengetahuan dan keilmuannya dalam rangka meningkatkan prestasi kerjanya.
6. Sesuai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan dari kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk dapat terus meningkatkan kinerja guru, dibutuhkan pemimpin sekolah yang mampu menggerakkan guru dan seluruh komponen sekolah untuk bekerja sama dan bersinergi dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dengan manajemen dan pengelolaan sekolah yang baik, diharapkan akan dapat memacu guru untuk terus meningkatkan prestasi kerjanya. (/ali)
- Penulis adalah : Cendikiawan KAHMI Usakti, Mantan Tenaga Ahli DPR RI
329 total views, 4 views today