Pandawa Nusantara: E-Voting Gagasan Fresh dan Dentumannya Besar Bagi Demokrasi Indonesia
Jakarta – Sekretaris Jenderal Pandawa Nusantara Faisal Anwar menyatakan wacana yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika johnny G Platte tentang pemungutan suara dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 menggunakan sistem internet voting atau e-voting merupakan gagasan fresh dan dapat menjadi “Big Bang Demokrasi Indonesia” demokrasi kita akan mengalami sebuah dentuman yang besar dalam perubahan pemungutan suara dari yang semula memakai sistem tradisional menjadi digital.
“wacana gagasan tentang pemungutan suara dengan menggunakan e-voting adalah ide yang fresh dan perlu dikaji secara mendalam dari berbagai aspek. Kita tidak perlu alergi untuk menggunakan e-voting, teknologi saat ini sudah sangat dekat berdampingan bahkan borderless dengan kehidupan kita”, Kata Faisal Anwar dalam keterangan tertulis, Senin (28/3/2022).
Ia mengatakan, jika kita lihat sebenarnya pemanfaatan sistem informasi dan teknologi bukan hal yang baru bagi penyelenggara pemilu, kita kenal ada Sirekap dan lain-lain. Namun sistem ini hukumnya masih fardhu kifayah dan legalitas digitalisasi dalam UU No 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu belum diatur secara ajeg.
“perlu ada ekstra insentif dari berbagai stakeholder, antara lain partai politik, pemerintah, DPR, insan akademik, penggiat demokrasi, penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk lebih serius mengawal dan mendorong gagasan e-voting agar dapat terealisasikan,” Ujarnya.
Faisal menyampaikan, harapannya dengan rencana penggunaan e-voting dalam pemilu 2024 akan mempunyai faedah yang besar antara lain, menghemat biaya pemilu, mengurangi beban kerja penyelenggara pemilu menjadi lebih ringan, mengurangi resiko kelelahan dan terjadinya resiko yang fatal (meninggal dan sakit) terhadap petugas KPPS dilapangan.
“banyak faedah jika kita menggunakan e-voting pada pemilu 2024 nanti, kita dapat menghemat biaya pemilu yang mahal, mengurangi kerja penyelenggara, meminimalisir resiko bagi Kesehatan petugas KPPS. Pemilu 2019 menjadi cermin bagaimana pelaksanaan pemilu sangat mahal, mempunyai beban yang berat dan banyak petugas KPPS yang meninggal karena kelelahan. “ ucap dia.
Faisal pun menjelaskan, penerapan e-voting tidak menutupi adanya kendala dan hambatan, mulai dari alat teknologi yang mahal, jaminan kerahasiaan dan bebas dari hacker, persoalan jaringan internet yang belum merata dan masyarakat yang masih perlu diedukasi. Namun, jika semua pemangku kebijakan menempatkan kepentingan e-voting sebagai agenda penting dan bersama, saya optimis Demokrasi kita akan semakin berkualitas dan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan kertas.
903 total views, 3 views today