Asprov Kaltara: Usut Tuntas, Komite Etik dan Komisi Disiplin Harus Bertindak Soal Mahar Timnas

JAKARTA – Ramainya berita mahar kursi panas manager Timnas Indonesia U-20 yang menyeret nama Ketua Umum PSSI dan juga beredarnya kuitansi 100 ribu dollar Singapura di media online dan media sosial membuat geram para pengurus PSSI terutama di kepengurusan Asprov2 yang ada.

Salah satu Ketua Asprov yang merasa gerah atas pemberitaan tersebut adalah Hendra Radiyanto, S.Hut Ketua Asprov Kalimantan Utara, menurutnya pemberitaan tersebut jangan dibiarkan terus bergulir dan merembet kemana-mana. PSSI selaku induk harus tegas dan segera menuntaskan permasalahan ini, jangan hanya dibiarkan, yang tentunya sangat merugikan terutama nama baik PSSI baik di pusat maupun di daerah.

“Kepercayaan publik terhadap PSSI bisa hilang jika hal ini tidak dituntaskan dan diselesaikan dengan segera, padahal membangun kepercayaan masyarakat itu susah, menjual nama PSSI khususnya
daerah sangat sulit bahkan banyak kendala,”ungkap Hendra. Apalagi lanjutnya, dengan beredarnya berita miring tersebut, membuat citra PSSI semakin negatif saja, dan imbasnya juga sudah pasti ke daerah-daerah.

“Kita di daerah-daerah jatuh bangun
melaksanakan program-program PSSI mulai dari Liga3, piala soeratin dan juga kursus-kursus pelatihan seperti kursus pelatih dan aparat pertandingan,”ungkap Hendra. Menurut Hendra hal itu dapat segera di tuntaskan dengan segera, dengan melibatkan komite etik dan komite disiplin.

Jika kesalahan di lakukan oleh pengurus PSSI apalagi dengan menjual nama Ketum maka orang yang bersangkutan dapat di sidang etik dan dapat diberikan sanksi sesuai dengan kode etik disiplin, sementara jika yang melakukan kesalahan atau penyebaran berita miring itu adalah calon manager Timnas, entah siapa namanya, dan dilihat statusnya apakah, pengurus klub, pengurus asprov atau apapun yang merupakan anggota PSSI dan terlibat di sepakbola dapat dikenakan sanksi disiplin melalui sidang komdis.

Sehingga permasalahan ini tidak berlarut larut dan tidak menimbulkan fitnah yang membuat persepsi negatif terhadap PSSI. “Membangun kepercayaan publik itu tidak mudah, kita pernah jatuh bangun dan juga terpecah belah gara-gara bahkan sempat mengalami masa-masa suram dibekukan
pemerintah dan disanksi FIFA, jangan sampai permasalahan ini membuat kita jatuh di lubang yang sama,”tegas Hendra.

Intinya saya yakin semua permasalah dapat diselesaikan dengan baik dan bijak, tidak sampai menimbulkan persepsi yang negatif tentunya dengan melibatkan perangkat organisasi yang ada, jika ada oknum yang terlibat harus segera diberi sanksi jangan dibiarkan berlarut-larut dan mengelinding
tanpa arah, semoga PSSI ke depan lebih baik lagi dan lebih terarah.(***)

 370 total views,  2 views today