Terendam Luapan Sungai, Sawah di Grobogan Dilindungi Asuransi
Simakdulu, GROBOGAN – Kesedihan mendalam dirasakan sebagian petani di wilayah Kecamatan Godong, Grobogan. Pasalnya, 238 hektare (Ha) tanaman padi terendam akibat meluapnya sungai Lusi. Untungnya, sebagian besar lahan tersebut diikutkan asuransi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) minta Dinas Pertanian Daerah terus mendorong petani mengikuti Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pemerintah memberikan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu/ha.
“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” kata Mentan SYL, Sabtu (2/1).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi.
“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha,” kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy berharap, dengan harga premi yang sangat murah petani padi bisa menjadi peserta AUTP. Jika melihat perkembangan peserta AUTP, sejak tahun 2017 hingga kini cenderung meningkat.
Adanya tren positif peserta AUTP menurut Sarwo, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak. Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.
“Petani dan peternak semakin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak tahun lahannya rusak terkena banjir, kekeringan atau terserang hama penyakit,” tuturnya.
Plt Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto mengungkapkan, dari pendataan yang dilakukan, areal sawah yang terdampak luapan Sungai Lusi tersebut berada di empat desa di Kecamatan Godong.
Yakni, Desa Klampok 156 hektare, Desa Bringin 35 hektare, Desa Godong 40 hektar, dan Desa Harjowinangun 7 hektare.
“Total sawah yang terendam banjir sekitar 238 hektare. Semua areal sawah seluas ini ada tanaman padinya yang berumur 35 sampai 40 hari,” jelasnya, Sabtu (2/1/2021).
Dijelaskannya, tanaman padi yang terendam tersebut kemungkinan sangat sulit terselamatkan. Soalnya, kondisi tanaman sudah terendam air sekitar tiga hari.
“Sudah tiga hari tanaman terendam dan sampai hari ini belum ada tanda-tanda kalau airnya akan surut. Dengan kondisi ini maka tanaman padinya kemungkinan besar terancam puso,” terang dia.
Sunanto menambahkan, sebagian besar areal sawah yang kebanjiran itu ternyata sudah diikutkan dalam program asuransi pertanian. Oleh sebab itu, pihaknya juga ikut membantu para petani yang terdampak banjir agar bisa segera mendapatkan klaim asuransi.
“Ini, mereka akan kita bantu untuk bisa mendapatkan klaim asuransi. Bagi petani yang belum ikut asuransi, akan kita upayakan untuk bisa mendapatkan bantuan,” pungkasnya.
335 total views, 3 views today