Airlangga Hartarto: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Semakin Optimistis di 2021
Simakdulu, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kompetitif pada 2021. Parameternya kinerja perekonomian Indonesia yang positif pada Kuartal IV 2020. Pemerintah juga memiliki formulasi khusus pada 2021 demi menjaga laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Optimisme terus digelembungkan perekonomian Indonesia. Apalagi, pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi berada pada slot 4% hingga 5,2% pada 2021. Acuannya tentu proyeksi lembaga internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Pertumbuhan ekonomi global tersebut pun berbanding lurus dengan prospek domestik. Pada Desember 2020, PMI Manufaktur berada dilevel ekspansi 51,3. Untuk Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terkoreksi positif 92 pada November 2020. Padahal, IKK masih berada di level 79 pada Oktober 2020. Parameter penguatnya adalah impor barang modal dan bahan baku yang meningkat.
“Pertumbuhan perekonomian Indonesia tetap dalam track menjanjikan. Neraca perdagangan Indonesia surplus USD21,74 Miliar pada 2020. Angka tersebut pun tertinggi sejak 2011. Kalau dilihat secara bulanan, tetap surplus USD2,10 Miliar pada Desember 2020. Itu artinya, surplus 8 bulan sejak Mei 2020,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Terus menguatkan dan menstabilkan pertumbuhan perekonomian 2021, formulasi khusus pun sudah disiapkan pemerintah. Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar menambahkan, pemerintah akan menjaga konsumsi rumah tangga. Tujuannya, mendorong daya.beli masyarakat sehingga memantik Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 57%.
“Konsumsi rumah tangga menjadi elemen penting. Pemerintah akan fokus di sana sesuai dengan stratanya,” lanjut Airlangga.
Memberi treatment khusus menurut strata, pemerintah akan mendorong kepercayaan masyarakat kelas ekonomi menengah atas terhadap perekonomian nasional. Dengan begitu, mereka tetap akan membelanjakan uangnya. Untuk masyarakat kelas menengah bawah, pemerintah akan mendorong daya beli melalui program bantuan sosial. Ada juga perlindungan sosial, penguatan UMKM, hingga percepatan reformasi fiskal dan struktural.
“Kepercayaan dan daya beli harus dijaga. Kami perhatikan juga perekonomian kelas menengah ke bawah melalui beragam program sosial. UMKM bahkan dikuatkan melalui KUR. Reformasi juga tetua digulirkan, seperti UU Cipta Kerja, reformasi anggaran, dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi,” terang Airlangga lagi.
Pemerintah juga menyusun Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list. Strategi ini diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri. Lebih lanjut, pemerintah juga mulai menggulirkan program vaksinasi Covid-19. Vaksinasi akan jadi game changer pemulihan ekonomi nasional. Mengacu herd immunity, saat ini jumlah penduduk yang harus divaksinasi sekitar 181,5 Juta atau mencapai 70% dari total penduduk Indonesia.
Untuk program vaksinasi secara umum menyasar penduduk usia lebih dari 18 tahun dan komorbid. Saat ini sudah ada 1,2 Juta vaksin yang sudah dikirimkan kepada 34 provinsi di Indonesia. Rentang pengirimannya 3-15 Januari 2021. Nantinya Dinas Kesehatan Provinsi yang akan mendistribusikannya ke masing-masing kabupaten/kota.
Setelah tahap pertama, pemerintah akan melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada April hingga Maret 2021. Sasarannya masyarakat rentan Covid-19, terutama yang tinggal di daerah zona merah. Jumlah mereka.mencapai 63,9 Juta orang, lalu 77,4 Juta Orang dari kelas masyarakat umum. Khusus klaster masyarakat umum akan didasarkan pada ketersediaan vaksin.
“Untuk tahap pertama periode vaksinasi, dari Januari-April 2021, ditargetkan untuk tenaga kesehatan di 34 provinsi yang berjumlah sekitar 1,3 juta, kemudian petugas publik 17,4 juta, dan lansia 21,5 juta,” ucap Airlangga.(***)
311 total views, 1 views today