Optimistis dan Konsisten, Airlangga Proyeksikan Ekonomi Indonesia 2021 Rebound 5,5%

JAKARTA – Perekonomian Indonesia diprediksi akan mengalami rebound positif 5,5% sepanjang 2021. Optimisme tersebut menebal seiring pulihnya beberapa parameter pendukung utama. Ada peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor. Konsistensinya mendorong pertumbuhan perekonomian pada rentang 4,5% hingga 5,5%.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan rebound. Posisinya akan bangkit kembali di posisi 4,5% sampai 5,5%. Faktor pendorongnya saat ini sangat bagus. Semuanya positif. Proyeksi ini sejalan dengan outlook World Bank, OECD, ADB, hingga IMF,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Menguatkan perekonomian, konsumsi rumah tangga masih menjadi elemen penting. Elemen ini jadi penyumbang tertinggi Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 57,6% sepanjang 2021. Adapun investasi memberikan kontribusi maksimal 31,6%. Keduanya pun sangat efektif menjadi lokomotif bagi ekonomi nasional di tahun ini. Untuk ekspor, Indonesia membukukan start positif di Januari 2021 hingga neraca perdagangan surplus USD1,96 Miliar.

Angka ekspor sepanjang Januari 2021 mencapai USD15,3 Miliar. Impresifnya ekspor dipengaruhi juga kinerja minyak dan gas (migas) dengan aliran sekitar USD880 Juta Miliar. Apalagi, harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan. Untuk ekspor nonmigas menghasilkan income sekitar USD14,42 Miliar. Ekspor nonmigas pun memberikan slot 94,22% dari total ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu.

Secara keseluruhan ekspor nonmigas sepanjang Januari 2021 tumbuh 2 digit secara tahunan. Apalagi, di sektor industri pertanian naik 13,91% lalu pertumbuhan 11,72% pada lini industri pengolahan. Untuk kenaikan bahan tambang berada dalam slot 16,92%. “Semua potensi pedorong perekonomian nasional akan disupport. Pemerintah sudah meyiapkan alokasi anggran khusus untuk itu,” terang Airlangga.

Menguatkan dukungan bagi akselerasi perekonomian, sejumlah formulasi sudah direlease pemerintah sejak awal. Ada alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp688,33 Triliun. Naik Rp627,9 Triliun dari rencana awal untuk sektor yang sama pada 2020. Kenaikan dana tersebut pun berimbas pada alokasi klaster kesehatan Rp173 Triliun atau naik Rp109,49 Triliun dari realisasi 2020.

Pemerintah juga kini mengalokasikan anggaran Rp187,17 Triliun untuk klaster UMKM dan Pembiayaan Korporasi. Pos pembiayaan keduanya akhirnya digabung menjadi satu. Pada tahun 2020, realisasi slot anggaran untuk UMKM dan Pembiayaan Korporasi mencapai Rp173,17 Triliun. Untuk klaster sekotal Kementerian/Lembaga dan Pemda, realisasi anggaran yang disuntikan sekitar Rp56,59 Triliun.

“Pemerintah tetap fokus terhadap keseimbangan kesehatan dan ekonomi. Semua bisa dijalankan secara bersama. Dana PEN tetap disiapkan optimal untuk mendukung akselerasi keduanya tahun ini,” jelas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Airlangga juga menambahkan, pemerintah terus berupaya menghapus sebaran infeksi Covid-19. Salah satu formulasinya melalui Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Apalagi, berbagai elemen dilibatkan seperti TNI. Digelar 9-22 Februari, TNI menerjunkan 30.219 pasukan dan 117 rumah sakit sepanjang operasi PPKM skala mikro.

“Semua akan stabil kembali. Pemerintah terus menekan sebaran Covid-19 melalui PPKM mikro. Kami libatkan seluruh elemen. Pemerintah pun mengapresiasi dukungan TNI dalam operasi ini,” lanjutnya yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).(***)

 336 total views,  1 views today