Start Impresif Perekonomian 2021, Neraca Perdagangan Surplus USD1,96 Miliar di Januari

Simakdulu, JAKARTA – Perekonomian Indonesia mengawali start impresif pada awal 2021. Sepanjang Januari 2021, neraca perdagangan membukukan rapor positif USD1,96 Miliar. Komparasinya pun siginifikan karena neraca pada Januari 2020 hanya sekitar USD640 Juta.

“Neraca perdagangan Januari 2021 memang surplus. Selisihnya sangatlah besar. Kondisi tersebut tentu jadi harapan besar terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Semua tentu harus optimistis,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

Membukukan rapor surplus, neraca perdagangan sepanjang Januari 2021 ini tidak lepas dari aktivitas ekspor dan impor. Untuk nilai ekspor sepanjang Januari 2021 mencapai USD15,3 Miliar. Adapun angka impor berada dalam slot Rp13,34 Miliar. Lebih lanjut, kinerja ekspor dipengaruhi oleh minyak dan gas (migas) sekitar USD880 Juta Miliar. Apalagi, harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan.

Untuk minyak dunia, harga ICP berada pada level USD53,17 per barel pada Januari 2021. Kondisi yang berbeda pada harga minyak sepanjang Desember 2020 yang berkisar USD47,8 per barel. Adapun untuk ekspor nonmigas menghasilkan income sekitar USD14,42 Miliar. Ekspor nonmigas pun memberikan slot 94,22% dari total ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu.

Secara keseluruhan ekspor nonmigas sepanjang Januari 2021 tumbuh 2 digit secara tahunan. Apalagi, di sektor industri pertanian naik 13,91% lalu pertumbuhan 11,72% pada lini industri pengolahan. Untuk kenaikan bahan tambang berada dalam slot 16,92%. Suhariyanto menambahkan, peningkatan ekspor juga terjadi pada beberapa komoditas.

“Beberapa lini mungkin mengalami penurunan, tapi pertumbuhan eskpor 2 digit secara yoy jadi kabar yang sangat menggembirakan. Peningkatan terjadi karena ada kenaikan volume yang besar. Utamanya untuk pangsa pasar Tiongkok dan India. Berdasarkan kode HS, peningkatan ekspor secara keseluruhan terjadi pada komoditas bahan bakar mineral, tembaga, pulp, karet dan barang dari karet, juga alas kaki,” lanjutnya.

Mengacu negara tujuannya, peningkatan nilai ekspor nonmigas sebesar USD60,4 Juta mengalir dari Thailand. Untuk pasar Myanmar menghasilkan kenaikan USD38,2 Juta, lalu USD38 Juta dari Ukraina. Pasar ekspor Mesir menghasilkan USD34,9 Juta, lalu kran Spanyol berkisar USD32 Juta. Meski demikian, penurunan nilai ekspor terjadi diantaranya pada Amerika Serikat, Malaysia, hingga Taiwan.

Merujuk posturnya secara menyeluruh, Tiongkok masih menjadi pangsa ekspor terbesar yaitu 21,16%. Amerika Serikat juga tetap seksi dengan aliran dana masuk 11,63%, lalu diikuti Jepang dengan 8,66%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, rapor positif dari neraca perdagangan di awal 2021 akan dipertahankan.

“Neraca perdagangan yang sehat menjadi hal yang penting. Keberhasilan ini tentu jadi apresiasi atas kinerja positif seluruh tim ekonomi. Rapor positif ini harus dipertahankan dan kami optimistis akan terus berlanjut di sepanjang tahun ini. Indonesia memiliki potensi dan parameter untuk menjadikannya tetap berkembang,” terang Airlangga.(***)

 285 total views,  2 views today