Industri Domestik Pulih Seiring Membaiknya Permintaan, Ini Buktinya!

Simakdulu, JAKARTA – Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah terus menunjukan tren dan hasil sangat positif. Industri domestik terus tumbuh seiring membaiknya permintaan. Apalagi, impor bahan baku dan barang modal tumbuh 11,53% sepanjang Februari 2021. Belum lagi nilai ekspor mencapai USD15,27 Miliar sepanjang Februari 2021 hingga membukukan surplus neraca perdagangan USD2 Miliar.

“Permintaan menjadi hal penting yang harus terus didorong, baik dari dalam atau luar negeri. Sebab, ini akan memberikan pengaruh positif kepada industri dan perekonomian. Terus membaiknya industri di dalam negeri harus diapresiasi,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sejumlah indikator menunjukan kebangkitan industri di dalam negeri. Salah satu acuannya Purchasing Managers’ Index (PMI). Mengacu data IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia berada di angka 50,9 pada Februari 2021. Memakai angka 50 sebagai starting point, fase ekspansi dimiliki industri domestik. Apalagi, PMI manufaktur sudah 3 bulan beruntun di atas angka 50.

Positifnya manufaktur tidak lepas dari tingginya permintaan baru (new orders). Imbasnya, industri lalu memberikan respon dengan menggenjot produksinya. Wajar saja bila akhirnya impor bahan baku juga barang modal naik hingga 11,53% sepanjang Februari 2021. Semakin kompetitif, beban sosial berkurang karena perusahaan akhirnya tidak memangkas jumlah karyawannya.

“Perekonomian Indonesia sudah berada dalam track yang benar. Penawaran dan permintaan cukup bagus, meski masih bisa dioptimalkan lagi. Masih ada peluang untuk terus mendorong pertumbuhan industri dalam negeri karena potensinya besar,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Optimisme memang terus digelembungkan. Apalagi, ekspor nonmigas memberi kontribusi USD14,4 Miliar sepanjang Februari 2021. Harga beberapa komoditas bahkan melonjak. Nonmigas memberikan slot ekspor hingga 94,36% sepanjang bulan lalu. Hal ini dipengaruhi kenaikan slot ekspor dari industri pengolahan yang naik 1,38% menjadi USD12,15 Miliar. Adapun pertanian turun 8,96% jadi USD310 Juta. (*)

 303 total views,  2 views today