Jadi Mesin Uang Potensial, Pemerintah Perkuat Fasilitas Transformasi Ekonomi Digital

Simakdulu, JAKARTA – Pemerintah terus melakukan penguatan infrastruktur fasilitas ekonomi digital. Formulasi ini guna mendukung transformasi ekonomi digital di Indonesia hingga optimal sebagai mesin penghasil uang. Apalagi, ekonomi digital sangat efektif sebagai pilar PDB Indonesia sebesar USD44 Miliar (Rp619 Triliun) atau naik 11% sepanjang 2020. Akan tumbuh besar 182% hingga 202% pada 2025.

Penguatan infrastruktur fasilitas transformasi dilakukan dengan basis 4G dan kabel fiber optik. Ada juga penyiapan pusat data untuk mendukung kebijakan one map policy dan one data policy. Formulasi itu juga ikut mendorong perpindahan pusat cloud data dari Singapura ke Batam, Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, satelit multifungsi dioptimalkan.

“Pemerintah juga mendorong satelit multifungsi. Sebab, beberapa daerah, misalnya di wilayah timur, lebih efektif dan efisien menggunakan satelit,” kata Airlangga.

Lebih lanjut, pemerintah pun menyiapkan skenario khusus untuk mendukung ekonomi digital di Batam. Pemerintah telah menyiapkan listrik 420 MegaWatt untuk operasional pusat data tersebut. Harapannya, integrasi data tidak mengalami hambatan dari segi pasokan listrik. Semakin serius, pemerintah sedang menyiapkan penggunaan teknologi 5G untuk mendukung pelaksanaan industri 4.0. Opsi otomatisasi itu tetap dilakukan, meski biaya layanan diperkirakan bisa lebih mahal dari 4G.

“Pemerintah akan menyiapkan prototipe-prototipe, meski kita ketahui 5G biaya servisnya akan lebih tinggi. Tentunya dengan produktivitas dan automatisasi, kalangan industri makin mengoptimalkan penggunaan fasilitas 5G,” papar Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga memastikan penyiapan layanan ekonomi digital ini penting karena berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Mampu bertahan di tengah kontraksi pada 2020. Apalagi Indonesia adalah pasar digital terbesar yang mempunyai potensi nilai e-commerce terbanyak di ASEAN. “Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi di tengah pandemi sangat positif. Jadi akselerator pengungkit rebound-nya ekonomi Indonesia,” pungkasnya.(***)

 330 total views,  1 views today