Kampanye Airlangga Pulihkan Rating Kredit Indonesia

JAKARTA – Indonesia terus berupaya memulihkan status rating kreditnya. Apalagi, Standard & Poor Global Rating (S&P) mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada grid BBB. Adapun perubahan outlook-nya dari stabil menuju negatif. Padahal, progress perekonomian Indonesia saat ini sangat bagus. Untuk curva penanganan Covid-19 juga terus menukik.

“Perkembangan perekonomian Indonesia sangat bagus. Semuanya tumbuh sesuai dengan harapan. Hal ini tidak lepas dari semakin membaiknya penanganan Covid-19. Jumlah kasus infeksi turun, Indon;esia juga terus melakukan program vaksinasi. Kami yakin herd immunity akan tercapai sesuai rencana,” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Untuk menaikan grid peringkat kredit, pertemuan khusus dilakukan Airlangga dengan S&P pada Selasa (23/3). Dikemas secara virtual, pertemuan ini vital karena S&P pada 17 April 2021 ini mempertahankan peringkat kredit dengan grid BBB. Padahal, Indonesia bisa mendapatkan status lebih. Pemerintah menyiapkan dana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Rp699,43 Triliun atau naik 21% dari 2020. Targetnya, kinerja perekonomian tumbuh 4,5% hingga 5,5% sepanjang 2021 ini.

“Pemahaman harus diberikan kepada S&P. Bagaimanapun, progress ekonomi Indonesia sangat bagus. Ekonomi dan kesehatan bisa dijalankan bersama. Strategi kebijakan difokuskan pada 4 faktor utama penggerak perekonomian yaitu, konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, hingga ekspor,” ungkap Airlangga yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar.

Mengakselerasi ekonomi, program vaksinasi terus digulirkan. Pemerintah juga memperpanjang PPKM Mikro mulai Selasa (23/3). Durasi waktunya 2 pekan mulai 23 Maret hingga 5 April 2021. Penerapannya tetap diperluas di beberapa wilayah mulai Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Implementasi PPKM Mikro ini mampu menurunkan aktivasi Covid-19 3,83% dari 12,95% menjadi 9,12% pada 18 Maret 2018.

Prosentase kematian secara konsisten indikator menunjukkan tren turun dari 2,73% di 15 Februari 2021 menjadi 2,71% pada 18 Maret 2021. Turun 0,02 persen. Tren yang membaik serta konsistensi terlihat pada indikator persentase kesembuhan. Pada 15 Februari lalu, persentase kesembuhan berada di angka 84,32%. Sebelumnya meningkat 88,16% atau naik 3,84% pada 18 Maret 2021. Angka absolut penurunan kasus aktif 25,43%. Turun dari 176.672 kasus menjadi 131.753 kasus.

“Untuk mendukung program vaksinasi dan pemulihan ekonomi, pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Mikro di 15 provinsi. Pengaruhnya positif karena Covid-19 menurun,” papar Airlangga.

Lebih lanjut, Indonesia terus menjalankan reformasi struktural. Realisasinya bisa dilihat dari aktivasi UU Cipta Kerja. Pemerintah juga terus memangkas kesenjangan infrastruktur dengan optimalisasi dari fungsi investor swasta. Caranya, pemerintah telah membentuk Indonesia Investment Authority (INA) dan melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN).

“UU Cipta Kerja menyederhanakan dan menyinkronkan peraturan yang jumlahnya terlalu besar dan seringkali menghambat. UU Cipta Kerja berperan sebagai jembatan antara program mitigasi COVID-19 dan reformasi struktural jangka panjang,” tegasnya lagi.(***)

 317 total views,  1 views today