Airlangga Kerja untuk Indonesia, Ekonomi Bergerak Luar Biasa
JAKARTA – Ekonomi Indonesia bergerak luar biasa. Kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk Indonesia pun harus diapresiasi. Pemulihan ekonomi menyeluruh menyasar fungsi intermediasi sektor perbankan dan industri keuangan nonbank.
“Ekonomi Indonesia saat ini sangat kondusif. Penanganan pandemi Covid-19 juga bagus. Masyarakat memberi respon positif melalui protokol kesehatan dan program vaksinasi Covid-19. Kami optimistis ekonomi bisa tumbuh lebih bagus lagi tahun depan,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Impresifnya ekonomi Indonesia tidak lepas dari beberapa indikator. Mengacu Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high), Jumat (19/11). IHSG berada di grid 6.720. Angka ini naik 2% (mtd) dan 12,4% (ttd).
“Keseimbangan ekonomi dan kesehatan yang sudah tercipta ini harus dipertahankan. Dengan begitu, pertumbuhannya semakin optimal. Mendatangkan banyak manfaat untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Kami optimistis bisa meraih pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi di tahun depan,” terang Airlangga yang juga Ketua KPC-PEN.
Lebih lanjut, investor non residen pun mencatatkan outflow hingga Rp24,1 Triliun dalam pasar SBN, Jumat (19/11). Adapun rata-rata yield turun 7,3 bps sejalan dengan kebijakan non bond issuance hingga akhir 2021 yang digulirkan pemerintah. Intermediasi perbankan pun menjalankan fungsinya.
Hingga Oktober 2021, fungsi intermediasi membukukan tren peningkatan kredit hingga 3,24% (yoy). Adapun secara ytd mengalami pertumbuhan hingga 3,21%. Secara sektoral, kredit manufaktur mengalami pertumbuhan Rp5,3 Triliun. Adapun rumah tangga naik signifikan hinggaRp8,8 Triliun.
Kondisi tersebut tentu jadi indikator bagaimana dukungan perbankan terhadap pemulihan ekonomi nasional. Adapun dana dari pihak ketiga mencatatkan pertumbuhan hingga 9,44% (yoy). Penghimpunan dana di pasar modal sudah mencapai Rp312,4 Triliun hingga Senin (22/11).
Penghimpunan dana pasar modal tersebut tumbuh signifikan hingga 300,7% dari periode sama tahun sebelumnya. Pergerakan ini diikuti penambahan emiten baru sebanyak 43. “Kepercayaan investor terhadap industri dan ekonomi domestik sangatlah bagus. Artinya, kondisi di dalam negeri sangatlah sehat,” jelas Airlangga yang berstatus Ketua Panitia Presidensi G20 Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan sektor IKNB? Sektor asuransi tampil impresif karena menghimpun premi hingga Rp23 Triliun hingga Oktober 2021. Untuk premi asuransi jiwa mencapai Rp14,1 Triliun, lalu asuransi umum dan reasuransi bernilai Rp8,9 Triliun. Fintech peer to peer lending tumbuh outstanding pembiayaan 110,7% (yoy). Nilainya Rp0,42 Triliun dengan angka ttd Rp12,59 Triliun. (*)
279 total views, 1 views today