Airlangga: Konsumsi, Investasi, dan Ekspor Jadi Pengungkit Utama Kinerja Perekonomian

JAKARTA – Konsumsi, investasi, dan ekspor akan menjadi pengungkit utama perekonomian Indonesia sepanjang 2021. Setelah goyah karena pandemi Covid-19, ketiga sektor utama tersebut tumbuh meyakinkan pada akhir 2020. Akselerasinya dijamin semakin optimal seiring implementasi program vaksinasi Covid-19 dan gerakan donor plasma darah Konvalessen.

“Ada beberapa hal yang bisa didorong sebagai pengungkit utama perekonomian. Konsumsi, investasi, dan ekspor akan menjadi sektor utama yang jadi daya ungkit pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah juga sedang melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Kombinasi ini akan semakin optimal,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sektor utama konsumsi, investasi, dan ekspor terus mengalami perbaikan kinerjanya hingga pada awal 2021. Salah satu parameternya adalah neraca perdagangan yang surplus USD21,74 Miliar pada akhir 2020. Angka tersebut pun yang tertinggi sejak 2011. Untuk konsumsi khususnya rumah tangga akan terus didorong agar memantik Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 57%.

Sementara, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terkoreksi positif 92 pada November 2020. Padahal, IKK masih berada di level 79 pada Oktober 2020. Parameter penguatnya adalah impor barang modal dan bahan baku yang meningkat. Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar menambahkan, pemerintah juga akan mendorong perbaikan di sektor perdagangan.

“Pemerintah akan terus mendorong dan melakukan perbaikan diantaranya melalui neraca perdagangan. Beberapa kebijakan yang bisa diimplementasikan diantaranya harga-harga komoditas. Harga CPO ini contohnya yang menjadi tertinggi dalam 9 tahun terakhir. Untuk batubara sudah tembus USD80 dan diprediksi akan terus meningkat,” lanjut Airlangga.

Untuk mengerek kinerja investasi, pemerintah pun mempercepat proses pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Institusi tersebut ditargetkan bisa beroperasi maksimal tahun 2021 ini. Modal awal juga sudah diberikan pemerintah sebesar Rp15 Triliun dalam bentuk tunai. Total ada modal Rp75 Triliun yang siap disuntikan sepanjang tahun ini.

Mengacu informasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi senilai Rp858,5 Triliun diprediksi akan mengalir pada 2021. Angka tersebut diprediksi tumbuh 4,8% dari target tahun lalu. Komposisi sumber investasinya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 49,7%. Slot lainnya adalah Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 50,3%.

Optimisme ini tidak lepas dari kalkulasi mulai pulihnya arus investasi mendekati penghujung tahun 2020. Pada kuartal III dan Kuartal IV 2020, BKPM memastikan target realisasi investasi menjadi Rp817,2 Triliun. Tren perbaikan nilai investasi tersebut pun dipercaya akan terus berlanjut. Apalagi, Indonesia memiliki momentum melalui vaksinasi Covid-19 dan UU Cipta Kerja.

“Indonesia memiliki potensi sangat besar. Untuk investasi sangat bagus. Tapi, lagi-lagi masalah kembali kepada konsumsi. Apalagi,kelas menengah dan menengah atas belum tergerak untuk melakukan belanja. Kami sangat berharap confident masyarakat untuk berbelanja. Saat ini, kelas menengah dan menengah atas memiliki slot 20% juga 40%. Mereka mewakili 81% penduduk dengan dana lebih dari Rp100 Juta. Jadi, harus didorong,” jelas Airlangga.

Skenario pemulihan ekonomi nasional akan kompetitif sepanjang 2021. Problem pandemi Covid-19 sudah bisa diatasi tuntas. Pertumbuhan ekonomi secara bertahap dipercaya mendekati tren global 3%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tetap berada di Tiongkok yang mewakili kawasan Asia. The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi ASEAN melonjak 6,2%.

Lebih lanjut, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai proyeksi ekonomi Indonesia dalam zona positif. Ekonomi mulai mengalami rebound pada semester kedua 2020. IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8% pada 2021 dan 6% pada tahun 2022. Proyeksi tersebut ditopang dukungan kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin Covid-19 serta membaiknya kondisi ekonomi dan keuangan global.(***)

 310 total views,  1 views today