Airlangga: Serapan Dana PEN Capai 61,3%
JAKARTA – Pemerintah berhasil melakukan efisiensi penggunaan dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berkat langkah strategis Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, realiasi serapan dana PEN berkisar 61,3% dari pagi. Meski demikian, kasus Covid-19 terkoreksi turun dan ekonomi bergerak positif.
“Serapan dana PEN sudah mencapai 61,3% dari paginya. Sejauh ini penggunaan anggaran sangat efektif. Sasaran program pemulihan tercapai positif,” ungkap Airlangga yang juga Ketua KPC-PEN.
Hingga 5 November 2021, realisasi penggunaan dana PEN berjumlah Rp456, 35 Triliun. Jumlah tersebut memiliki slot hingga 61,3% dari pagu Rp744,77 Triliun. Dari angka tersebut, klaster kesehatan menyerap anggaran Rp126,65 Triliun atau 58,9%. Dana ini digunakan untuk therapeutic alias insentif dan santunan tenaga kesehatan Rp 14,31 triliun atau 75,6%.
Klaster perlindungan sosial mencapai Rp132,49 Triliun atau 72,4%. Realisasi klaster program prioritas mencapai Rp72,59 Triliun atau 61,6%. Adapun realisasi klaster dukungan UMKM dan korporasi mencapai Rp63,45 Triliun atau 39,1%. Lalu, realisasi insentif usaha berjumlah Rp61,17 Triliun (97,4%).
“Penggunaan dana PEN sesuai dengan alokasi kebutuhan menurut klasternya. Dana maksimal diberikan untuk klaster kesehatan. Dana ini diantaranya untuk diagnostik. Vaksinasi sebesar 45,3% atau Rp 26,18 Triliun. Kami juga fokus untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” terang Airlangga.
Lebih detail, Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar merinci penggunaan dana perlindungan sosial. Realiasinya digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 73,4% atau Rp20,79 Triliun dari pagu Rp 28,31 Triliun. Kartu Sembako 66,6% atau Rp33,22 Triliun dari pagu Rp49,89 Triliun.
Ada juga penggunaan dana BLT Desa sebesar 64% atau Rp18,43 Triliun dari pagu Rp28,80Ttriliun. Pemerintah juga menyuntikkan dana Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 75,6% atau Rp6,65 Triliun dari pagu Rp8,8 Triliun. Airlangga mengatakan, masyarakat terbantu secara ekonomi.
“Kami memberikan fokus lebih bagi masyarakat. Ada banyak bantuan yang mereka dapatkan. Bantuan itu sangat berarti bagi masyarakat. Yang pasti, kami berusaha memberikan yang terbaik. Masyarakat juga harus bekerjasama dalam penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi Covid-19,” kata Airlangga lagi.
Perlu diketahui, kondisi perekonomian nasional saat sangat impresif. Ada resiliensi yang positif hingga awal November 2021. Indikatornya posisi cadangan devisa dan neraca perdagangan surplus sejak 2019 hingga Oktober 2021. Meski fluktuatif, IHSG dan Nilai Tukar tetap membaik. Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi 3,51% (YoY) pada Kuartal III/2021.
Lalu, bagaimana dengan rapor Covid-19? Sejak melewati puncak Juli 2021, jumlah kasus aktif sebesar 10.825 kasus atau 0,3% dari total kasus hingga 7 November 2021. Angka ini jauh lebih baik daripada rata-rata global yang sebesar 7,4%. Jika dibandingkan 24 Juli 2021, maka turun signifikan 98,11%.
Kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 543 kasus. Tren penurunan per 7 November 2021 mencapai 444 kasus. Artinya, sudah turun 99,2% dari situasi puncak 15 Juli 2021. “Rapor positif ini harus dipertahankan terus. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan lebih optimal,” tutupnya.(***)
739 total views, 1 views today