Didorong PPnBM Airlangga, Industri Otomotif Impresif Topang Perekonomian Nasional

JAKARTA – Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) memberi impact positif sangat besar. Kebijakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut membuat industri otomotif melesat bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Otomotif muncul sebagai pilar penopang perekonomian nasional seiring peningkatan volume.ekspor.

“Relaksasi PPnBM memberikan pengaruh bagus buat perekonomian nasional. Grafik penjualannya sangat bagus. Bukan hanya pulih, relaksasi PPnBM bahkan membuat otomotif sebagai subsektor manufaktur dengan kontribusi luar biasa bagi negara,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Mendapatkan support PPnBM, ekspor industri otomotif pun makin bertaring. Sepanjang periode Januari-April 2021, ekspor industri otomotif menghasilkan pendapatan Rp29,88 Triliun. Komposisi produk ekspornya adalah kendaraan bermotor roda 4 atau lebih beserta beragam komponen-komponennya. Dari jumlah Rp29,63 Triliun tersebut, sebanyak Rp18,63 Triliun diantaranya merupakan ekspor kendaraan Complete Build Up (CBU). Pasarnya ada 80 negara.

“Performa industri otomotif menjadi peluang besar yang mendukung pemulihan ekonomi. Sebab, industri ini ditopang banyak sekali perusahaan penyuplai komponen tertentu dari kendaraan. Belum lagi serapan tenaga kerjanya juga tinggi. Membuka kembali akses pekerjaan bagi masyarakat yang sempat mengalami PHK karena pandemi Covid-19,” terang Airlangga.

Menarik pendapatan besar, secara riil penjualan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih mencapai 413.000 unit sepanjang Januari-Mei 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 320.000 unit adalah wholesales. “Industri otomotif harus disupport terus. Multiplier effect-nya sangat besar. Cakupannya sangat luas. Sektor ini juga akan menjadi jumpstart bagi perekonomian nasional. Jadi, wajar kalau program PPnBM diberlakukan hingga akhir tahun ini,” tegas Airlangga.

Multiplier effect besar memang dimiliki industri otomotif. Sebab, tercatat ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang beroperasi. Nilai investasinya mencapai Rp 71,35 triliun. Kapasitas produksinya sebesar 2,35 juta unit per tahun. Adapun serapan tenaga kerja langsung mencapai 38.000 orang. Total ada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.

“Pemerintah akan menyiapkan regulasi agar sektor industri otomotif tumbuh terus. Semakin solid sebagai pilar pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, potensi tarikan negatif pandemi Covid-19 bisa tereduksi dengan baik,” tutup Airlangga.(***)

 255 total views,  1 views today