Gili Terus Hidup, Ini Dia Kisah Dibalik Bangkitnya Pelaku Wisata di Gili Trawangan
LOMBOK – Pariwisata adalah salah satu sektor yang luluh lantak akibat pandemi Covid-19. Hal ini juga yang dirasakan para pelaku usaha wisata di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat.
Salah satu pelaku usaha wisata yang merasakan dampak dari pandemi adalah Acok Zani Bassok, Tokoh Gili Trawangan, Owner Sama-sama Reggae Bar.
Sama-sama Reggae Bar didirikan Acok Zani Bassok sekitar 14 tahun silam. Dengan segala upaya ia harus mempertahankan usahanya dari serangan pandemi. Beberapa kali PPKM harus dilaluinya agar tetap bisa eksis.
Menurut Gili Hotel Association , Lalu Kusnawan, para pelaku usaha pariwisata di Gili Trawangan benar-benar harus bekerja ekstra keras untuk bertahan di saat pandemi.
“Kalau tidak salah Februari lalu saya diundang rapat oleh Bapak Bupati. Jadi, tahap pertama di bulan Maret, sudah 2000 lebih pelaku pariwisata yang datang ke Kota Lombok. Kita sebagai trigger, sebenarnya dari awal pandemi sudah banyak memulai. Yang pertama itu kita sudah lakukan Gili training, kita bersih-bersih dan itu inisiatif dari kami,” ujarnya.
“Kemudian di bulan September, kita menginisiasi lagi yang namanya yang SOP simulasi penanganan Covid-19. Kita berkoordinasi dengan dinas kesehatan. CHSE pun berjalan dengan baik untuk destinasi wisata,” ujarnya.
Perlahan namun pasti, Gili terus berbenah. Segala perbaikan dilakukan. Aksesibilitas menuju ke Gili pun dijadikan highlight.
Pemulihan Gili semakin terlihat setelah damri direct to bangsal (pelabuhan) yang mencapai hanya Rp 57.000. Juga Rp 15.000 kapal konvensional yang sandar.
“Para pelaku wisata pun mulai membuat paket wisata one day trip untuk mengangkat penunjang pariwisata Gili. Tidak itu saja, hybernate alam dan destinasi, karyawan multitask, dan renovasi, dan selalu siap,” kata Lalu Kusnawan.
Tokoh pariwisata NTB, Taufan Rahmadi, mengatakan ada 2 hal yang ia dorong ke Pemprov NTB via Dinas Pariwisata.
“Pertama adalah Bubble destination, kedua Pergub Zona Wisata Hijau. Gili dan sekitarnya adalah destinasi yang kita harapkan kawasan bubble destination yang kemudian diperkuat dengan hadirnya Pergub zona wisata hijau,” katanya.
Taufan menambahkan, Indonesia harus mulai belajar hidup berdampingan dengan Covid 19.
“Salah satu caranya adalah dengan menetapkan bubble destination di destinasi pariwisata dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Yusron Hadi, mengatakan, Gili menjadi salah satu destinasi yang harus dipulihkan.
“Gili adalah salah satu destinasi andalan di NTB. Pemulihan kawasan ini kita harapkan bisa juga berdampak pada pariwisata secara keseluruhan,” katanya.(*)
277 total views, 1 views today