Hattrick Pertumbuhan Ekonomi Negatif Terhenti, Kuartal I 2021 Tunjukan Tren Positif
Simakdulu, JAKARTA – Hattrick pertumbuhan ekonomi negatif pada 3 kuartal sebelumnya terhenti. Pertumbuhan ekonomi Kuartal.I 2021 diprediksi menunjukan tren positif. Rentang pertumbuhannya 1,6% hingga 2,1%. Indonesia memiliki beberapa faktor pengungkit seperti, konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi.
“Kami yakin pertumbuhan perekonomian nasional akan kembali positif setelah negatif dalam 3 kuartal sebelumnya. Parameter pendukungnya sangat positif. Jadi, kami optimistis ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2021 akan kembali ke zona positif,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan perekonomian Indonesia tercatat negatif 2,07% sepanjang 2020. Aktivitas ekonomi lumpuh akibat pandemi Covid-19. Artinya, perekonomian sepanjang 2020 mengalami kontraksi sebanyak 3 kali. Sebab, laju ekonomi pada Kuartal IV secara year to year (you) mengalami kontraksi negatif 2,19%.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada Kuartal III 2020 juga minus 3,49%. Serupa pada Kuartal II 2020 yang tercatat negatif 5,32%. Pada tahap kontraksi 2 kuartal tersebut, Indonesia disebut mengalami resesi. Status ini mengacu kepada kondisi perekonomian sebuah negara mengalami kontraksi beruntun. Artinya, selama 6 bulan kondisi perekonomian justru negatif.
“Optimisme harus tetap dijaga. Momentum muncul pada Kuartal I 2021. Pertumbuhan ekonomi akan tetap positif. Yang pasti, kontraksi ekonomi Indonesia sepanjang 2020 masih lebih baik dari negara lain,” terang Airlangga yang notabene Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Kontraksi ekonomi Indonesia bisa dikatakan lebih baik sepanjang 2020. Sebagai kekuatan ekonomi dunia, Amerika Serikat justru mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi minus 3,5%. Pertumbuhan ekonomi Singapura juga minus 5,8%, lalu Uni Eropa terjerembab hingga minus 6,4%. Untuk Hong Kong pertumbuhan ekonominya juga minus 6,1%.
“Semua akan diupayakan naik pada 2021. Pemulihan kondisi perekonomian nasional akan terjadi. Apalagi, proses vaksinasi Covid-19 sudah berjalan sesuai rencana. Pemerintah juga memiliki banyak kebijakan dan stimulus untuk menggerakkan dunia usaha. Jangan lupa, Indonesia memiliki UU Cipta Kerja yang bagus untuk menarik investasi,” jelas Airlangga.
Secara khusus, strategi sudah disiapkan untuk lebih menggairahkan perekonomian nasional. Pemerintah akan mendorong konsumsi rumah tangga. Lini ini diperkirakan akan tumbuh 1,3% hingga 1,8% year on year (yoy). Selain konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi juga akan didorong dari belanja pemerintah dengan kisaran pertumbuhan 4% hingga 5%.
Bagaimana dengan potensi investasi? Pemerintah akan mendorong investasi agar bisa tumbuh pada target prognosa 3% Sampai 4%. Pun demikian dengan optimalisasi kinerja ekspor dan impor. “Kami akan perbaiki kinerja ekspor dan impor. Faktor penghambatnya harus diselesaikan. Saat ini permintaan ekspor mengalami lonjakan, tapi kami terbentur masalah ketersediaan kontainernya. Kami akan selesaikan itu juga,” pungkasnya.(***)
348 total views, 1 views today