Jokowi Puas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) puas dengan strategi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Sejak kebijakan PPKM berbasis level digulirkan, kasus positif Covid-19 turun hingga 86,9%. Sementara ekonomi Indonesia sudah lepas dari status krisis. Hal ini tidak lepas dari kinerja impresif Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua KPC-PEN.

“Alhamdulilah atas kerja keras seluruh pihak dan ridho Allah SWT dalam satu minggu terakhir ini sudah terjadi tren perbaikan situasi Covid-19,” ungkap Jokowi.

Menekan kurva Covid-19, pemerintah memperpanjang kebijakan PPKM berbasis level untuk zonasi Jawa-Bali hingga 13 September 2021. Adapun zonasi luar Jawa-Bali perpanjangan PPKM Level 4 hingga 20 September 2021. Cakupan Implentasinya berada pada 23 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali.

PPKM berbasis level memang menjadi opsi ideal. Sebab, rata-rata angka keterisian tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy Rate/ BOR) nasional sekitar 27%. Mengacu data tersebut, pemerintah pun memutuskan menambah wilayah aglomerasi di zona Jawa-Bali yang masuk level 3. Komposisinya ada Malang Raya dan Solo Raya.

“Tingkat positivity rate dalam tujuh hari terakhir menurun. Untuk itu, wilayah yang sudah dalam Level 3 pada penerapan Minggu ini adalah aglemoerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya,” jelas Jokowi lagi.

Seiring dengan perbaikan tren Covid-19, penerapan PPKM Level 4 di Jawa juga menurun drasitis. Untuk kabupaten/kota tirin dari 51 menjadi 25 spot. Untuk daerah Level 3 naik dari 67 menjadi 76 kabupaten/kota. Adapaun zonasi Level 2 naik dari 10 menjadi 27 kabupaten/kota. Serupa dengan rapor di luar wilayah Jawa-Bali.

Untuk wilayah di luar Jawa-Bali terjadi perbaikan signifikan. Sebab, implentasi PPKM Level 4 turun dari 104 menjadi 85 kabupaten/kota. Pada Level 3 bergerak dari 234 menjadi 232 kabupaten/kota. Adapun Level 2 naik dari 48 menjadi 68 kabupaten/kota. Wilayah luar Jawa-Bali juga menerapkan PPKM Level 1 pada 1 kabupaten/kota.

“Kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati puncaknya dan turun signifikan dalam dua minggu terakhir ini,” tegas Jokowi.

Serupa kasus Covid-19, pemulihan ekonomi nasional juga berbuah manis. Ekonomi nasional mampu tumbuh 7,07% sepanjang Kuartal II/2021. Angka ini juga sekaligus menghapus status resesi Indonesia. Tren positif tersebut memantik optimisme pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2021 berada pada level 3,7%-4,5% year on year (yoy).

“Kasus Covid-19 sangat terkendali. Pergerakannya sangat bagus dalam beberapa pekan terakhir. Kami juga terus dorong dengan program vaksinasi Covid-19. Untuk ekonomi saat ini sangat kondusif. Kami optimistis akan terus membaik,” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Pergerakan pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti tetap terkendalinya laju inflasi. Untuk inflasi bulanan mencapai 0,03%. Kalau konversi tahunannya menjadi 1,59%. Pergerakan inflasi tersebut salah satunya didorong oleh sektor pendidikan sebesar 1,2%. Sebab, dunia pendidikan memasuki tahun ajaran baru.

Lebih lanjut, terkendalinya inflasi seiring dengan menebalnya permintaan sektor manufaktur. Acuannya, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang berada pada level 43,7. PMI Manufaktur tersebut masih bergerak naik 3,6 poin. Pada bulan sebelumnya, PMI Manufaktur berada pada grid 40,1.

Melihat data tersebut, level PMI Indonesia masih kompetitif di ASEAN. Masih lebih baik dari dari Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4). “Terlepas dari berbagai capaian positif tersebut, masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Dengan begitu tren Covid-19 akan terus menurun dan potensi perekenomian berkembang lebih baik lagi,” tutup Airlangga.(***)

 328 total views,  1 views today