JP Morgan: Lesatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4% di 2021 Rasional

Simakdulu, JAKARTA – Pertumbuhan perekonomian Indonesia terus bergerak kompetitif di masa New Normal. Pulih lebih cepat, perekonomian Indonesia diprediksi JP Morgan tumbuh hingga 4% pada 2021. Sikap optimistis tersebut didukung parameter geliat konsumsi 2,2% dan investasi 1,2%. Indonesia juga bisa mendapatkan net ekspor sebesar 0,7%.

Perekonomian Indonesia tumbuh kompetitif juga ditopang sentimen positif. Sebut saja, perkembangan vaksin Covid-19 yang jadi key market drivers. Ada juga pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. UU tersebut menjadi reformasi kebijakan terbesar sejak 1998. Tujuannya, mendorong arus Foreign Direct Investment (FDI). Media transformasi Indonesia menuju negara manufaktur Asia dan hub technology.

“Optimisme ekonomi harus terus ditumbuhkan. Kami sama optimistisnya dengan JP Morgan terkait prospek ekonomi Indonesia pada 2021. Vaksinasi Covid-19 akan menyelesaikan 2 persoalan sekaligus, yaitu kesehatan dan kepercayaan publik. Adapun, UU Cipta Kerja menjadi akselerator bagi ekonomi di Indonesia,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Membaiknya perekonomian Indonesia pada 2021 juga didukung oleh beberapa kunci utama lainn. Ada sektor keuangan, infrastruktur/industri, hingga korporasi berbasis ekonomi digital. Ekonomi digital ini memiliki fungsi strategis sebagai katalisator jangka menengah. Indonesia bahkan diprediksi mengalami booming ekonomi digital dan korporasi berbasis teknologi masa depan.

Lebih lanjut, ekonomi internet Indonesia sekarang memiliki kapasitas USD50 Miliar. Makin kompetitif, jumlah itu merupakan 5% dari PDB dan lebih dari 10% jadi kapitalisasi pasar saham. Jumlah tersebut pun menjadi salah satu pertumbuhan tercepat di dunia. Buktinya, Indonesia menjadi rumah bagi 5 unicorn. Ada Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO. Unicorn tersebut juga dianggap sebagai katalisator investasi berbasis The New Economy.

“Pertumbuhan ekonomi kembali berada di track positif, entah 4% atau lebih, sangat rasional. Indonesia banyak memiliki parameter pendukung yang sangat kompetitif,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar. (*)

 334 total views,  1 views today