Kementan Gandeng Papua Muda Inspiratif Latih Petani Milenial

Jakarta – Sebanyak 1,200 petani muda asal Papua dan Papua Barat dilatih dan diberi pelatihan oleh Kementerian Pertanian RI yang bekerja sama dengan Papua Muda Inspiratif. Program itu merupakan lanjutan dari Program Petani Milenial yang didorong oleh Presiden Joko Widodo, untuk mendukung ketahanan pangan RI.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung ketersediaan pangan itu melibatkan 20 Kabupaten/Kota di Papua dan 18 Kabupaten/Kota di Papua Barat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Pelatihan itu berlangsung 15-23 November diikuti dengan pendampingan intensif setelahnya, selama kurang lebih 1 tahun ke depan.

Pelatihan yang dibuka oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, secara virtual itu dihadiri oleh jajaran pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat, para bupati dari 6 kabupaten tempat dilaksanakannya program, serta sejumlah kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi dan kabupaten.

“Ini untuk memenuhi janji Presiden Jokowi dalam kunjungannya saat pembukaan PON Papua. Beliau meminta kepada Menteri Pertanian RI agar skill anak muda Papua ditingkatkan, dan jumlahnya harus 2,000 orang. Presiden meminta agar pendampingan berkelanjutan harus terus diberikan untuk meningkatkan kapasitas mereka,’ ujar Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, yang hadir dalam acara tersebut.Program petani milenial itu adalah untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang.

Provinsi Papua dan Papua Barat adalah dua provinsi yang paling gencar mendukung program itu. Target besar dari program ini adalah terciptanya 2.5 juta petani muda di seluruh Indonesia. Dan Kementerian Pertanian RI seperti disampaikan oleh Menteri Pertanian, mendukung penuh visi Presiden Joko Widodo.Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan pelatihan itu luar biasa. Apalagi Papua didukung memiliki bumi yang subur.

“Jika kita semua bergerak, ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Namun, kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian,” katanya.Mentan SYL juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan petani milenial. Ia menegaskan pelatihan itu

“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya. Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu,” tegasnya.

Menurutnya selama pandemi covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian naik 16,24%, sedangkan ekspor meningkat 15,79% di 2020. Bahkan hingga 2021 meningkat sampai 47,96%.“Ini artinya pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi petani itu hebat, dan petani milenial itu luar biasa. Dan Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan,” tambahnya.

Di Provinsi Papua, pelatihan dilangsungkan di BPTP Papua, BLP Sentani, BPP Sidori, Dishut Biak, Ditan Merauke, Distan Nabire, Polbangtan Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.

Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Dinas Pertanian Kab. Pegaf, Dinas Pertanian Kab. Telbin, Dinas Pertanian Kab. Sorong, Dinas Pertanian Kab. Fakfak dan Dinas Pertanian Kab. Tambrauw.Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan / keahlian dan sikap) petani milenial.

“Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan,” katanya.

Dedi menambahkan, pelatihan ini dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT). “Yaitu, metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani,” jelasnya.

Dijelaskannya, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan ini antara lain On Farm, Off Farm, Teknologi Pertanian, dan Ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Selain itu ada juga mengenai budidaya dan kredit usaha rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usaha dengan bantuan KUR.

“Materi-materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi para petani milenial dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulan yang dimilikinya. Sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang,” katanya.

Dedi menambahkan, materi akan disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari widyaiswara, dosen, penyuluh, dan praktisi.

 459 total views,  1 views today