Kementan Maksimalkan Diversifikasi Pangan Dorong Kemandirian

JAKARTA – Krisis pangan merupakan ancaman bagi semua negara, termasuk Indonesia. Paradigma kebijakan pangan yang diterapkan di Indonesia, harus berubah menjadi kemandirian pangan. Agar Indonesia tidak tergantung pada negara lain terutama untuk masalah pangan.

Kementerian Pertanian turut mendorong kemandirian pangan untuk mengantisipasi krisis pangan. Solusi yang ditawarkan adalah memaksimalkan diversifikasi pangan.

Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Kementerian pertanian mendorong diversifikasi pangan agar tidak bergantung pada produk impor.

Hal tersebut sering diungkapkan oleh Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Pertanian.

“Kita nyatakan diversifikasi pangan lokal adalah kekayaan dan budaya bangsa,” tutur Mentan SYL.

Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pada Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 12.

Kegiatan dengan tema Diversifikasi Pangan Lokal, dilaksanakan Jumat (25/03/2022) di AOR BPPSDMP.

Dedi menjelaskan, sentra industri pangan dunia menahan produknya untuk tidak dijual ke luar atau restriksi. Selain itu juga ada fenomena panic buying. Akibatnya ketersediaan pangan di pasar global menurun secara signifikan.

“Kita harus kurangi ketergantungan terhadap impor kedelai ataupun gula putih. Solusinya adalah kita harus tanam kedelai, memanfaatkan kelapa untuk pengganti minyak sawit, mengganti kedelai ke koro pedang untuk pengganti kedelai, mengonsumsi gula dari aren,” ujar Dedi.

Pada kesempatan tersebut, hadir beberapa narasumber Agus Somamihardja, pendiri dan ketua asosiasi koro pedang nasional. Ia mendorong petani untuk mengubah kedelai menjadi koro pedang sebagai bahan konsumsi.

Selain itu hadir pula Sri Hartati, produsen minyak kelapa Garnis, yang mengenalkan produk berupa minyak kelapa untuk menggantikan minyak goreng dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bisnis minyak goreng kelapa memiliki peluang sukses yang cukup besar karena hasil kelapa di Indonesia cukup melimpah, sehingga tidak perlu khawatir kekurangan bahan baku.

“Selain itu minyak goreng merupakan bahan pengolah makanan yang diperlukan setiap hari. Dengan demikian minyak goreng kelapa yang kita jual pasti ada pembeli setiap harinya. Sudah bisa dipastikan keuntungan bisa kita dapatkan setiap hari juga,” ujarnya.

Sementara itu, Netti Tinaprila, Dosen dari Departemen Agribisnis IPB University, menjelaskan prospek bisnis pangan. Potensi bisnis minyak goreng kopra cukup prospektif untuk UMKM. Kekurangan bahan baku kelapa perlu didukung dengan perluasan areal perkebunan kelapa genjah.

“Konsumsilah minyak kelapa yang ternyata lebih sehat. Kembangkan produksi minyak kelapa tradisional sebagai alternatif minyak sawit. Bisniskan produk minyak kelapa tradisional untuk meningkatkan pendapatan petani dan UMKM,” pungkas Netti. [DEA]

 485 total views,  2 views today