Mengintip Sejuknya Desa Wisata Kelecung Eco Village Tabanan

BALI – Sebagai destinasi wisata unggulan, Bali memang tak pernah habis menawarkan destinasi wisata sesuai selera wisatawan. Hampir setiap tahun selalu muncul destinasi wisata baru. Salah satunya adalah Desa Wisata Kelecung Eco Village. Terletak di Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Kelecung Eco Village menawarkan adat istiadat dan budaya yang dibalut kesejukan alamnya yang asri.

Ya, Kelecung Eco Village merupakan destinasi wisata yang terbilang baru. Adalah Putu Ayu ‘Aniek’ Puspawardani yang mengagas Desa Wisata Kelecung Eco Village. Ia bertindak sebagai Lead Project Kelecung Eco Village.

Kesadaran membangun desa wisata tumbuh ketika Sekretaris Pokdarwis Dewi Kesari menyadari tanah di desanya telah dikuasai oleh investor luar negeri. Dari situ ia percaya jika desanya memiliki potensi yang besar dikembangkan sebagai destinasi wisata. Kesadaran itu tumbuh pada tahun 2012 silam.

Keyakinan itu membuncah setelah investor-investor yang membeli lahan warganya mengubahnya menjadi resort yang disewakan kepada wisatawan. Butuh waktu tiga tahun untuk membangun kesadaran warga. Upaya warga membuahkan hasil, di mana saat ini Kelecung Eco Village telah menjelma menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

Di Kelecung Eco Village kita bisa merasakan lebih dekat kehidupan masyarakat tradisional masyarakat Bali. Hamparan sawah yang begitu luas memanjakan mata. Dari sini kita bisa melihat gerak-gerik matahari pagi yang akan menyinari bumi. Sungguh indah mempesona.

Kelecung Eco Village merupakan landscape yang begitu indah. Kita bisa bermain di bibir pantai yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Dari sini juga kita bisa melihat gagahnya Gunung Batukaru yang berdiri tegak gagah perkasa. Sebagai desa yang terletak di pesisir Pantai Kelecung, pengunjung dapat menikmati deburan ombak yang membuat kita melepaskan segala kepenatan hiruk pikuk kota.

Sebagai Eco Village, Kelecung juga amat peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup, dalam hal biota laut yakni penyu. Ya, ada penangkaran penyu di Kelecung Eco Village. Kita dapat melihat dari dekat hewan lucu tersebut sembari mendapat penjelasan segala hal tentangnya. Tak hanya itu, ada pula shelter hewan anjing yang dipelihara dengan baik. Jika Anda ingin bermain gamelan, silakan mencobanya di sini.

Panoramanya dan lascape yang menarik membuat Kelecung Eco Village bisa menjadi spot foto Instagrammable.

Kelecung Eco Village mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari mengaku kagum dengan keindahan Kelecung Eco Village. Ia pun mengapresiasi inisiatif warga yang mampu menyulap potensi yang dimiliki desanya. “Sebagaimana instruksi Bapak Presiden Jokowi, Kemenparekraf/Baparekraf amat serius menciptakan desa wisata. Sebuah desa sesungguhnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata sebagaimana Kelecung Eco Village ini,” ujarnya.

Hari Sungkari melanjutkan, pengembangan desa wisata saat ini menjadi prioritas dalam RPJMN 2020-2024 sebagai pendukung pencapaian percepatan pengembangan dan mendorong perekonomian rakyat. “Dengan mengacu pada RPJMN 2020-2024 tersebut, tujuan pengembangan desa wisata adalah sebagai pendorong peningkatan kapasitas masyarakat dan kualitas produk pariwisata berbasis masyarakat dalam mendorong peningkatan perekonomian desa,” katanya.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Gunawan menambahkan, desa wisata akan berdampak langsung pada pengembangan perekonomian masyarakat pedesaan. Pengelolaannya, kata dia, tetap harus mengedepankan profesionalitas. “Pengembangan Desa Wisata dapat memberi efek berganda pada peningkatan ekonomi masyarakat desa. “Tentu harus dengan pengelolaan yang baik dan profesional, apapun bisa menjadi atraksi pariwisata tapi harus memenuhi unsur keseimbangan 4R (Raga, Rasa, Rasio, dan Ruh),” Ujar Wawan.

Di sisi lain, sebagai sebuah destinasi Kelecung Eco Village juga telah memenuhi standar protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainable).

Sebagaimana diketahui, pandemi COVID-19 mengubah permintaan dan pola perjalanan wisatawan ke destinasi wisata. “Saat ini, aspek kesehatan dan keselamatan juga menjadi bagian penting yang diperhatikan oleh wisatawan sebelum mengunjungi destinasi wisata. Kita lihat secara detail, Kelecung Eco Village ini telah memenuhi standar protokol kesehatan berbasis CHSE,” katanya.

Dikatakannya, Kemenparekraf/Baparekraf terus berupaya untuk membangkitkan kembali destinasi wisata yang terdampak COVID-19. Tak dipungkiri, pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak COVID-19. “Kemenparekraf/Baparekraf terus berupaya membangkitkan kembali sektor pariwisata. Salah satunya dengan memberi jaminan kepada wisatawan bahwa destinasi wisata yang dituju telah aman dan nyaman karena telah tersertifikasi CHSE,” tutur dia.

Salah satu bentuk dukungan nyata Kemenparekraf/Baparekraf untuk Kelecung Eco Village dengan memberikan bantuan peralatan protokol kesehatan seperti perangkat penccuci tangan menggunakan sabun, sapu serta alat kebersihan lainnya agar Kelecung Eco Village terus tampil bersih memenuhi standar protokol kesehatan berbasis CHSE.

Wawan menegaskan jika desa wisata harus mengembangkan potensi desa dan desa sekitar sebagai penyangga,. “Harus ada plan bisnis yang saling menguntungkan secara berkelanjutan. Pemanfaatan potensi desa di sekitar akan membuat desa wisata semakin kuat dan tangguh secara ekonomi, sehingga dapat menambah nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat dan sekitarnya,” papar Wawan.(***)

 405 total views,  3 views today