Mission Possible Airlangga Lewati Badai Pandemi Covid-19

JAKARTA – Di tangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, keras dan teriknya badai pandemi Covid-19 diubah menjadi mission Possible. Kesehatan dan ekonomi dipulihkan seimbang. Ada 6 manuver sukses yang dijalankan Airlangga bersama timnya. Ketua KPC-PEN tersebut diapresiasi khusus oleh Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

“Pandemi Corona itu problem sulit tingkat internasional. Fenomena baru umat manusia. Pilihan hanya dua. Berdiam di rumah terhindar dari Corona, tapi kelaparan. Atau, tetap aktivitas, bersosialisasi mencari nafkah, dengan risiko kena Corona, lalu mati. Airlangga itu mendapat tugas nyaris mustahil. Jadi ‘pilot’ KPC-PEN, Airlangga harus ngerem dan ngegas sekaligus,” ungkap Dahlan.

Kasus aktif Covid-19 saat ini terus mereda. Pun demikian dengan risiko kematian yang ditimbulkannya. Berdasarkan data Humas BNPB, kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta turun signifikan dalam sepekan terakhir. Pada akhir pekan pertama Oktober 2021, kasus kematian muncul sekali dan nihil pada awal pekan ke-2.

“Banyak negara maju memilih tindakan pragmatis, lockdown. Rem total. Berbiaya sangat tinggi. Tapi, industri colapse, PHK masal, dan perekonomian hancur. Indonesia punya cara unik, apalagi Presiden Joko Widodo menetapkan 3 target. Rakyat harus sehat. Tetap bekerja. Ekonomi harus tumbuh. Gagasan ideal, tapi awalnya terbayang: nyaris mustahil,” terang Dahlan.

Untuk mendukung target tersebut, diterbitkanlah Peraturan Presiden RI nomor 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN). Ditanda-tangani Presiden Jokowi, 20 Juli 2020. Ketuanya adalah Airlangga. Dengan berbekal seluruh pengetahuan, Indonesia pun bertarung melawan pandemi Covid-19.

Sama seperti negara lainnya, perekonomian nasional terpapar negatif. Sepanjang Kuartal 2020, ekonomi masih tumbuh 2,97%. Kondisi berbeda pada Kuartal II yang minus 5,32%. Dahlan menambahkan, ekonomi jatuh karena Indonesia terkejut, bingung, plus panik oleh meledaknya kasus Covid-19.

“Kuartal I masih ada aktivitas ekonomi masyarakat makanya positif. Kalau Kuartal II jadi efek kejut, bingung, plus panik. Gerakan warga dibatasi, kelas menengah-atas melakukan quiet and see. Menahan diri tidak beli-beli. Padahal, ekonomi tumbuh dari aktivitas beli-beli,” lanjut Dahlan.

Memasuki Kuartal III, ekonomi mulai berdenyut meski masih minus 3,49%. Dahlan mengatakan, semua mengira pandemi Covid-19 segera berakhir. Namun, nyatanya lama dan semakin parah. Pada tahap ini, KPC-PEN mulai aktif.emasuki Kuartal IV, ekonomi juga masih minus 2,19%.

“Pada tahap ini, ekonomi sudah mengkhawatirkan. Indonesia sudah resesi dengan tanda minus dua kuartal beruntun, apalagi ini sudah 3 kuartal. Semua khawatir, Indonesia bisa masuk depresi ekonomi bahkan bisa poor country. Berganti tahun juga masih minus, tapi membaik,” kata Dahlan.

Pada Kuartal I 2021, ekonomi memang masih minus 0,74%. Hanya saja, gas dan rem sudah lihai dijalankan KPC-PEN. Warga pun dilarang mudik pada Lebaran 2021, meski pulang kampung diizinkan. Dilakukan berulang, warga menengah-atas pun mengendorkan quiet and see. Untuk menengah-bawah justru muncul euforia transaksi pembelian.

Hasilnya? Kuartal II 2021 ekonomi Indonesia melejit positif hingga 7,07%. Hal ini jadi keberhasilan luar biasa. Namun, Airlangga kembali diuji dengan kenaikkan kasus Covid-19 pada pertengahan Juli 2021. Semua panik, tapi untungnya ada vaksin Covid-19. Kini, kesehatan dan ekonomi kembali diseimbangkan menyusul sukses menekan kurva Covid-19.

“Data yang ada itu murni dan bukan rekayasa. Keberhasilan ini harus diapresiasi. Tapi, pekerjaan sulit tim tingkat dewa masih dipersulit suara publik melalui medsos. Aneka hoaks. Dan, itu dianggap sebagai kritik,” tegas Dahlan.(*)

 394 total views,  1 views today