Multiplier Effect Ekonomi Airlangga, Investasi Asing Masuk Rp111,7 Triliun

Simakdulu, JAKARTA – Kebijakan pemulihan ekonomi yang diterapkan pemerintah memiliki multiplier effect positif besar. Kuatnya kepercayaan pasar berimbas kepada aliran investasinya. Buktinya, aliran realisasi investasi asing mencapai Rp111,7 Triliun sepanjang Kuartal I/2021. Slotnya bahkan lebih tinggi dari investasi lokal.

“Program pemulihan ekonomi nasional sepenuhnya on the track. Investasi sangat bagus. Penanaman Modal Asing (PMA) saat ini lebih tinggi dari dalam negeri. Sinyalemen ini sangat bagus dan artinya pilihan ekonomi lebih cerah,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Capaian kinerja investasi sepanjang Kuartal I/2021 layak diapresiasi. Terlebih, PMA surplus Rp3,7 Triliun atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Adapun jumlah riil PMDN sepanjang Kuartal I/2021 adalah Rp108 Triliun. Lebih lanjut, Indonesia kini mulai diminati kembali oleh investor asing.

Lebih lanjut, aliran PMA Rp111,7 Triliun tersebut tumbuh 14% dari realisasi di periode sama tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan PDMN pada Kuartal/2021 justru mengalami kontraksi 4,2% dari Kuartal I/2020. Namun, pertumbuhan PMA hanya 0,6% secara kuartalan bila dibanding dengan Kuartal IV/2020. Adapun PMDN mencapai 4,2%.

Kendati begitu, realisasi investasi PMA baru mencapai 23,8% dari target Rp469,8 triliun. Sementara, PMDN sudah mencapai 25,1% dari target Rp430,2 triliun. “Dinamika memang terjadi pada investasi. Yang pasti, pasar tetap percaya dengan Indonesia. Seiring membaiknya penanganan pandemi Covid-19, arus investasi pasti akan terus membesar sepanjang 2021,” terang Airlangga.

Percaya dengan situasi dalam negeri, investasi asing untuk sektor industri banyak mengalir kepada industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya dengan nilai USD1,7 Miliar atau memiliki slot 22,4% dari total PMA. Investasi asing juga masuk ke industri makanan sebesar USD1 Miliar atau 12,7%. Untuk transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai USD800 Juta atau 11%.

Pada Sektor listrik, gas, dan air, aliran investasi asing mencapai USD600 Juta atau 7,8%. Adapun industri kendaraan bermotor dan alat transportasi mencapai USD600 Juta atau 7,8%. “Investasi tumbuh cukup merata di berbagai sektor industri. Masuknya investasi tentu jadi potensi bagi serapan tenaga kerja,” jelas Airlangga lagi.

Profil aliran besar investasi asing pun semakin menarik bila dilihat zonasinya. Sebab, Jawa Barat mendapatkan slot asing USD1,4 Miliar atau 18,9% dari total investasi di Kuartal I/2021. Adapun sisanya merata di DKI Jakarta USD1 miliar atau 13,1%, Sulawesi Tengah USD600 juta atau 7,5%, Riau USD600 juta atau 7,3%, Sulawesi Tenggara USD500 juta atau 7,2%, dan lainnya.

Mengacu negara asalnya, investasi asing dialirkan Singapura sekitar USD2,6 miliar atau 34% dari total. Lalu, dari Tiongkok ada USD1,03 miliar atau 13,6%, Korea Selatan USD851,1 juta atau 11,1%, Hong Kong USD822,1 juta atau 10,8%, Swiss USD466,2 juta atau 6,1%dari total, dan lainnya.

“Seiring masuknya investasi ke daerah, otomatis menyediakan lapangan kerja. Aliran investasi asing bisa menyerap 146.163 pekerja, sementara PMDN ada 165.630 orang. Ketersediaan lapangan kerja otomatis menjadi potensi kesejahteraan bagi masyarakatnya,” tutup Airlangga.(***)

 295 total views,  1 views today