Pandawa Nusantara Usulkan Badan Baru Untuk Mengatur Regulasi EBT

Simakdulu, Jakarta – Pandawa Nusantara menggelar Focus Group Discussion (FGD) selama dua hari di Sultan Jakarta. Pada hari kedua ini, organisasi Pandawa Nusantara mengangkat tema Indonesia menuju net zero emission 2060. Acara FGD ini diselenggarakan secara hybrid, dengan dihadiri oleh 70 orang secara fisik dan lebih dari 100 orang melalui online dan menonton di youtube channel pandawaa nusantara. Sekretaris Jenderal Persatuan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara, Faisal Anwar mengatakan, masyarakat Indonesia telah melakukan berbagai upaya melestarikan, merehabilitasi ekosistem blue carbon. Seperti, program rehabilitasi mangrove. Program rehabilitasi ini menjadi yang terbesar di dunia, dengan mencakup sekitar 600 ribu hektar lahan mangrove kritis hingga tahun 2024.

Sejumlah pembicara turut hadir dalam FGD kali ini, yakni anggota Komisi VII DPR RI asal Partai Golkar Dyah Roro Esti, Direktur Utama Pertamina Power Indonesia (PPI) Dannif Danusaputro, Executive Vice President PLN Edwin Nugraha Putra, Direktur Konservasi Energi Ditjen EBT Kementerian ESDM Luh Nyoman Puspa Dewi dan DPP  Nusantara Mamit Setiawan, dengan moderator Akmal Yulianto.

Dari DPR RI, Dyah Roro Esti menyampaikan bahwa DPR sudah mempersiapkan regulasinya dengan masuknya RUU EBT di dalam Prolegnas, kemudian dari Kementerian ESDM juga telah memaparkan mengenai staging atau tahapan yang tengah dipersiapkan sebagai tahapan-tahapan menuju net zero emision dan penciptaan infrastruktur EBT.  “Program konversi energi turut dipersiapkan, dan bicara mengenai EBT ini adalah diskusi dan tahapan panjang. Kami setuju apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Pandawa Nusantara Maman Abdurrahman, bahwa EBt perlu dipersiapkan dengan bijak “, ujar Luh Nyo0man Puspa Dewi dari ESDM.

Sementara pihak Pertamina dan PLN sebagai badan yang turut serta dalam mendorong energi hijau, menyampaikan mengenai paparan dan persiapan atau yang sudah dilakukan selama ini dalam rangka mendorong EBT di Indonesia.  Terakhir dari Pengamat Energi dari Pandawa Nusantara, Mamit Setiawan selain juga memaparkan problem-problem yang dihadapi menuju net zero emission juga menyampaikan, ” kalau di sektor migas di hulu ada SKKMIGAS sebagai regulator, kenapa tidak bila dalam EBT nanti ada regulator serupa yang khusus mencermati, mempersiapkan dan menindaklanjuti mengenai EBT di Indonesia ? Kita akan dorong dengan kajian-kajian mengenai kehadiran dan perlunya lembaga ini  agar masuk dalam RUU EBT.  Kata kuncinya,  EBT bukan merupakan beban, dan harus dipersiapkan dengan matang” ujar Mamit setiawan sebagai pembicara kunci di acara tersebut.

Pandawa Nusantara juga ternyata sudah mempersiapkan acara untuk Darmawan Prasojo (Direktur PLN terpilih 2 hari lalu). ” Menurut Ketua Harian Pandawa Nusantara,  sampai dengan dua hari lalu seharusnya beliau masih konfirm sebagai pembicara, namun karena ada tiba-tiba RUPS akhirnya beliau mungkin harus menlakukan aktifitas administrasi di PLN. Kita sudah persiapkan tumpeng sesunggunnya untuk ucapan selamat apabila beliau hadir. ” tutup Ari Yulianto yang merupakan ketua harian Pandawa Nusantara.  (/ali)

 

 1,054 total views,  1 views today