Percepat Implementasi Suku Bunga Kredit Ringan, Airlangga Pasang Badan Lobi Bank
Simakdulu, JAKARTA – Pemerintah menginginkan percepatan implementasi suku bunga kredit yang meringankan masyarakat. Apalagi, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini sudah berada di level terendah 3,5%. Agar masyarakat bisa segera menikmatinya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto siap pasang badan melakukan lobi lembaga perbankan.
“Suku bunga kredit bisa sangat soft saat ini. Suku bunga acuan Bank Indonesia sudah sangat bagus. Agar bisa nikmati masyarakat, kami akan komunikasikan dengan pihak perbankan. Bagaimanapun, salah satu yang diminta kepada perbankan agar penurunan suku bunga Bank Indonesia dan lending rate bisa ditransmisikan kepada konsumen,” ungkap Airlangga.
Meski suku bunga acuan Bank Indonesia berada pada tingkat rendah 3,5%, namun belum semua bank menerapkannya. Respon bank sangat lambat. Padahal, bank central sudah memangkas bunga acuan alias BI 7-day reverse Repi rate (BI7DRRR) sebesar 225 basis poin ke 3,5% sejak Juni 2019. Apabila mengacu riset dan analisis Bank Indonesia, suku bunga dasar kredit (SBDK) rata-rata hanya turun 5,27% sejak Juni 2019.
Penurunan tipis SBDK mengakibatkan gap lebar dengan BI7DRRR. Selisihnya mencapai 5,27% pada Juni 2019. Jurang gap 6,36% pun masih terjadi hingga Desember 2020. Semakin tidak kompetitif, SBDK bank BUMN bahkan masih berada di level 10,79% pada Desember 2020 silam. Artinya, baru turun 88 basis poin dari posisi awal 11,67% pada Juni 2019. Angka ini pun bisa dikatakan paling tipis bila dikomparasikan dengan bank lainnya.
“Suku bunga kredit perbankan masih jauh dari seharusnya. Spread suku bunga kredit dan suku bunga acuan dari Bank Indonesia masih lebar. Posisinya memang sudah single digit, tapi kisaran 9,75% Hal ini tentu jadi pekerjaan rumah tersendiri,” tegas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Lebih lanjut, isu tersebut bahkan sudah menjadi pembicaraan penting dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). KSSK ini meliputi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, hingga Lembaga Penjamin Simpanan. KSSK bahkan akan turun tangan menelusuri tidak efektivitasnya efisiensi sektor keuangan karena tingginya bunga perbankan di Indonesia.(***)
301 total views, 1 views today