Produktif Saat Pandemi Covid-19, Industri Kelapa Sawit Jaga Stabilitas Ekonomi Nasional
Simakdulu, JAKARTA – Industri Kelapa Sawit Indonesia tidak tergoyahkan oleh pandemi Covid-19. Lini industri tersebut tetap kuat menggerakkan perekonomian nasional. Menjadi penguasa pasar Minyak Sawit dunia hingga berkontribusi optimal terhadap penyediaan lapangan pekerjaan secara menyeluruh, khususnya pada 190 kabupaten di Indonesia.
“Industri Kelapa Sawit ini satu dari sedikit industri nasional yang tidak terkena dampak pandemi Covid-19. Sepanjang pandemi ini, ada banyak sektor ekonomi yang ikut terdampak pandemi Covid-19,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Aktif berdenyut, industri Kelapa Sawit mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi 16 Juta orang. Mereka tetap memiliki akses ekonomi yang memadai untuk menjamin tingkat kesejahteraan keluarganya. Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar menambahkan, industri Kelapa Sawit mampu menekan angka kemiskinan.
“Industri Kelapa Sawit memang mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang besar. Slotnya mencapai 16 Juta tenaga kerja. Impactnya tentu sangat positif. Kontribusinya mampu mengentaskan kemiskinan. Menjamin kesejahteraan bagi banyak ribuan keluarga, khususnya selama pandemi Covid-19,” lanjut Airlangga lagi.
Indonesia memang sudah menjadi produsen Minyak Sawit bagi dunia. Kontribusinya maksimal hingga 55% untuk pasar dunia. Secara umum, industri Kelapa Sawit mampu berkontribusi hingga 3,5% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Airlangga pun mengatakan, proteksi harus diberikan terhadap industri Kelapa Sawit.
“Kontribusi besar diberikan industri Kelapa Sawit. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat wajib membela industri ini. Apalagi, tantangan besar terus menghadang lini industri ini. Kampanye negatif dari negara lain masih ada. Tapi, secara khusus pemerintah sudah melakukan upaya diplomasi, advokasi, dan kampanye positif,” kata Airlangga.
Mengalami perluasan lini bisnisnya, industri Kelapa Sawit juga berkembang sebagai penyuplai energi potensial. Program biodiesel (B30) akan terus didorong pada 2021. Target penyaluran alokasinya sebesar 9,2 Juta KL. Kebijakan ini juga sekaligus menjaga stabilitas harga CPO (Crude Palm Oil).
Dengan fungsi strategisnya, program pengembangan B30 memberikan kontribusi optimal bagi lingkungan. Mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 23,3 Juta ton Karbon Dioksida pada tahun 2020. Saat ini Indonesia memiliki luas kebun sawit hingga 16,3 Juta Hektar. Menyerap 2,2 Miliar Ton CO2 dari udara setiap tahun.
“Pengembangan Biodiesel B30 sangat potensial karena jadi alternatif BBM. Ini bagus untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil. Industri Kelapa Sawit merupakan sektor strategis. Untuk itu, pemerintah terus mengembangkan kebijakan domestik demand dari produk Kelapa Sawit,” pungkas Airlangga.(*)
463 total views, 1 views today