Serangan Siber dan Downtime Bank BSI Lebih Dari 1 Hari Setara Kebakaran Plumpang

Simakdulu – Viralnya pemberitaan mengenai Serangan Siber yang sempat dibantah oleh manajemen BANK BUMN, BSI, mendorong banyak kekecewaan di masyarakat selaku pengguna jasa perbankan BSI yang merupakan Bank Plat Merah dengan berkategori ‘syariah’. Tentu saja banyak komentar, kekecewaan terlihat di sosial media, di grup-grup whatsapp, terutama masyarakat yang dalam tanda kutip adalah masyarakat yang ingin menyimpan uangnya di bank namun tidak ingin terlibat dalam urusan riba. Juga mungkin ada perusahaan atau kelompok atau komunitas dan organisasi yang memiliki spirit untuk mendapatkan manfaat dan layanan dengan model shariah.

Dalam rilis yang diterima oleh redaksi, Alumni Perhimpunan Mahasiswa Informatika dan Komputer Nasional (PERMIKOMNAS), Akmal B.Y menyampaikan bahwa ” Kejadian serangan siber ini merupakan yang cukup menyita perhatian publik. Indonesia adalah negara mayoritas muslim. Punya harapan ketika ada Bank Plat Merah yang berkategori shariah, bisa tumbuh dan berkembang. Namun demikian, para pengelolanya, manajemennya, sepertinya perlu di segarkan. Gosip yang beredar di kalangan profesional IT bahwa serangan siber ini dikarenakan ransomware. Umumnya ransomware menyerang OS windows. Dan ini tidak jamak digunakan pada industri perbankan. Manajemen sendiri belum banyak bercerita mengenai apa yang terjadi.  Atas apa yang terjadi terhadap BSI, kami menilai ada salah urus, salah pemahaman, dan ketidak pahaman, ini berakibat cukup fatal. Kalau di kejadian PERTAMINA, ini setara dengan kebakaran plumpang, atau kebakaran site-site minyak di Riau. Karena apa ? karena ini down timenya lebih dari satu hari. Anda bisa bayangkan apabila ini menimpa perusahaan swasta, atau perbankan di luar negeri ? Untuk itu kami analogikan kejadian ini juga harus setimpal dengan apa yang terjadi di PERTAMINA. harus ada manajemen yang bertanggung jawab. Termasuk juga dilakukan audit, investigasi mengenai apa yang terjadi, penyebabnya, apakah ada kelalaian SOP, ada catatan audit yang belum dijalankan ataukah bagaimana ? Kami meminta Bapak Menteri BUMN, Erick Thohir mengevaluasi kinerja manajamen, ganti manajemen yang memang bersalah “.

Lebih lanjut alumni PERMIKOMNAS yang juga Dosen di STMIK Jayakarta tersebut menyampaikan, ” Masyarakat melihat, menunggu bagaimana tindakan pemerintah dalam melakukan pengelolaan, dalam menjaga perasaan publik, di dalam menjaga keberpihakan kepada konsumen. Di salah satu grup WA, saya pribadi melihat adanya beberapa catatan dari pengurus organisasi Islam besar di Indonesia yang merasa cukup sedih, karena banyak transaksi yang terhambat, banyak user, pengguna, konsumen yang menggunakan jasa payroll, penggajian, QRIS untuk pembayaran, menjadi terhambat dalam melakukan utilisasi, banyak pekerjaan yang tersangkut. Selain memastikan dana nasabah aman, kami ingin agar kiranya kasus seperti ini tidak terulang, dan agar melibatkan para konsultan, ekspert, dalam melakukan investigasi menyeluruh terhadap hal ini. sebagai anak bangsa yang bergelut dalam dunia IT dan juga memperhatikan apa yang terjadi, kami cukup sedih, prihatin dan juga berharap adanya langkah tegas Menteri BUMN, karena masyarakat ingin melihat apa yang dilakukan oleh Pemerintah. Kita ingin BSI tumbuh baik dan berkembang, kalau harus mengganti manajemen dalam mengelola operasional perbankan dengan sistem IT yang baik dan mumpuni, tentu ini merupakan kesempatan bagi putra-putri terbaik Indonesia lainnya untuk berkesempatan tampil membantu merah putih “.  Tutup Akmal kepada redaksi dan awak media.  (/ali)

 

 503 total views,  1 views today