Skak Mat Rizal Ramli, Revisi Status Penghasilan Justru Banyak Keuntungannya

Simakdulu, JAKARTA – Revisi status penghasilan Indonesia yang diberikan World Bank ternyata memiliki keuntungan. Ada banyak fasilitas perdagangan yang bisa dinikmati hingga kemudahan pinjaman modal. Kondisi ini tentu menjadi antitesis bagi Pakar Ekonomi dan Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Rizal Ramli yang terlihat apriori.

Merespon kurva Covid-19 di Indonesia, respon ekonomi pun diberikan oleh World Bank. Status upper middle income pada 2019 direvisi menjadi lower middle income per 1 Juli 2021. World Bank mencatat Pendapatan Nasional Bruto Indonesia saat ini berada dilevel USD3.870. Padahal, sebelumnya Pendapatan Nasional Bruto Indonesia berada di angka USD4.050.

Penurunan label tersebut diberikan World Bank dengan beberapa acuan. Untuk indikator yang digunakannya adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, hingga nilai tukar mata uang. Ada juga pertumbuhan populasi yang dipengaruhi oleh Pendapatan Nasional Bruto per kapita. Dan, rangkaian kondisi tersebut direspon reaktif oleh Rizal Ramli.

Melalui akun Twitternya, Rizal Ramli apriori terhadap optomisme Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi. Melalui akun Twitter, @RamliRizal membagikan postingannya pada 7 Juli 2021. ‘Ini Menko asal nyablag. Wong terus nyungsep ke 3%,, masih jual illusi. Padahal strategi kagak jelas, blu-print kagak punya ! You are part of the problem Man.’

Tidak sampai di situ, @RamliRizal menambahkan cuitannya, ‘Omni law aja tidak ada dampak, yg kata situ bermanfaat besar. Situ tuh ngibul Wajah tersenyum dengan mulut terbuka dan mata bahagia.’Usai di-posting, cuitan @RamliRizal mendapatkan sekitar 2.228 Retweet. Ada 123 Tweet kutipan, lalu 5.776 like.

“Petanya bergeser, tapi Indonesia masih bisa mengejar high-income country. Ekonomi akan kembali pulih. Progam vaksinasi dan PPKM terus berjalan. Hal ini untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Pemerintah juga melaksanakan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lebih lanjut, Tim Kajian Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melihat ada beberapa efek dari status penurunan penghasilan di Indonesia. Direktur CELIOS Bhima Yudhistira menjelaskan, perubahan status tetap memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Indonesia sangat mudah mencari pinjaman sebagai tambahan modal pembangunan.

“Ada sejumlah keuntungan dari perubahan status tersebut. Artinya, Indonesia lebih gampang cari pinjaman yang murah. Sebab, Indonesia dianggap belum mampu. Indonesia kalau datang ke World Bank, Islamic Development Bank, Asian Development Bank China Development Bank akan lebih gampang mendapatkan pinjaman,” jelas Yudhistira.

Dari sisi perdagangan, Indonesia tentu akan mendapatkan banyak fasilitas kemudahan perdagangan. Komposisinya diantaranya, pembebasan bea masuk yang diberikan.secara unilateral.(*)

 304 total views,  2 views today