Terus Meroket, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Lebih Baik dari Raksasa Ekonomi Dunia
Simakdulu, JAKARTA – Perekonomian Indonesia terus meroket dan membukukan angka semakin optimistis. Salah satu parameternya neraca perdagangan yang terus surplus pada Februari 2021. Nilai surplus mencapai USD 2 Miliar. Capaian terbaik karena neraca perdagangan Indonesia lebih baik dari raksasa ekonomi di dunia. Jauh di atas Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, dan Brasil yang mengalami defisit. Semakin menggembirakan, geliat ekonomi domestik juga tumbuh seiring naiknya impor bahan baku.
“Perekonomian Indonesia terus menguat dan stabil. Hal ini tentu sangat positif. Artinya, kebijakan yang diterapkan sesuai harapan. Dengan membaiknya semua lini, kami optimistis neraca perdagangan akan terus positif dan surplus,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), suprlus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD2 Miliar disebabkan nilai ekspor yang lebih besar dari impor. Sepanjang Februari 2021, nilai ekspor Indonesia ini mencapai USD15,27 Miliar. Untuk impornya mencapai USD13,26 Miliar. Besaran impor ini naik 14,86% dari Februari 2020. Kompoisinya terjadi kenaikan 11,53% untuk bahan baku dan barang modal.
“Neraca perdagangan tetap sehat. Semakin menggembirakan lagi, impor bahan baku dan barang modal juga naik. Hal ini menunjukan adanya geliat industri domestik yang membaik. Industri mulai bergerak dan tentunya bagus untuk perekonomian secara menyeluruh. Ada serapan lapangan pekerjaan,” terang Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Memiliki neraca perdagangan surplus, dukungan performa ekspor tidak lepas dari tinggi permintaan di berbagai negara. Apalagi, harga komoditas ekspor juga mengalami kenaikan. Tumbuhnya ekspor tidak lepas dari kontribusi sektor pertanian yang naik 3,16%. Kenaikan juga terjadi di ekspor industri sebesar 9%, termasuk pertumbuhan 7,53% dari ekspor tambang.
“Neraca perdagangan Indonesia memang positif. Tetap surplus dari periode waktu sebelumnya. Hal ini jadi sinyal baik dalam pemulihan perekonomian di masa pandemi Covid-19. Harus diakui, nilai ekspor memang lebih tinggi. Hal ini tidak lepas dari naiknya harga komoditas kelapa sawit, tembaga, timah, dan perak. Untuk emas dan batubara turun,” tegas Kepala BPS Suhariyanto.(***)
400 total views, 2 views today